Korea Utara mengatakan telah berhasil melakukan peluncuran rudal balistik antar benua, sebuah tonggak penting dalam usaha Pyongyang untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya, meskipun mendapat peringatan internasional berulang kali.
Rudal tersebut, yang diluncurkan dari sebuah pangkalan dekat perbatasan timur laut China dengan Korea Utara, mendarat di zona ekonomi khusus Jepang, menimbulkan goncangan besar dalam arena politik Tokyo dan mengkonfirmasi ketidakmampuan Beijing untuk mengendalikan Pyongyang.
Peluncuran rudal yang menurut pernyataan Korea Utara dapat "sampai ke manapun di dunia" akan semakin menekan Beijing untuk memberlakukan sanksi yang lebih keras terhadap Pyongyang. Bagaimana tanggapan akhirnya tidak jelas.
Pada jumpa pers, Selasa (4/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan bahwa Beijing telah melakukan "usaha tanpa henti" untuk menyelesaikan tantangan di semenanjung Korea. Dia juga mengatakan bahwa peran China "sangat penting" dan meminta semua pihak untuk menahan diri untuk segera mengurangi ketegangan.
"China mendesak Korea Utara untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan menciptakan kondisi yang perlu untuk melanjutkan dialog dan perundingan," kata Geng.
Presiden Trump telah mendesak China agar berbuat lebih banyak untuk mengakhiri ambisi senjata nuklir Korea Utara, tetapi akhir bulan lalu dia mengatakan bahwa meskipun dia "sangat menghargai" usaha Presiden Xi Jinping dan China untuk membantu, "China tidak berhasil.
"Tetapi paling tidak saya tahu China telah berusaha! ," katanya.
Meski begitu, dia menyerukan lagi agar Beijing melakukan tekanan lebih besar pada hari Selasa lewat cuitan di Twitter setelah peluncuran, tetapi sebelum Korea Utara memperjelas bahwa itu adalah misil antar benua. Presiden Trump mengatakan bahwa ,"harap saja China akan melakukan tindakan keras terhadap Korea Utara dan mengakhiri omong kosong ini untuk selamanya!."
