Dalam waktu yang relative singkat, layanan microblogging itu telah menjadi sarana penting komunikasi banyak orang, apakah ia aktivis politik, wartawan, selibriti, atau hanya remaja yang memasang gambar makanan mereka.
Sebagian peristiwa terbesar dalam 10 tahun iini terungkap melalui Twitter.
Bulan Januari tahun 2009, ketika pesawat penumpang Amerika terpaksa mendarat darurat di Sungai Hudson, New York, seseorang memberitakannya dari tempat kejadian dengan foto yang ikonik.
Tahun 2011, seorang pria Pakistan dengan tidak sengaja men-tweet tentang penggrebekan Amerika yang kemudian menewaskan Osama Bin Laden.
Presiden Amerika Barack Obama merayakan terpilihnya ia kembali tahun 2012 dengan tweet “4 tahun lagi” dan fotonya memeluk isterinya Michelle. Ini segera menjadi ucapan Twitter yang paling banyak di re-tweet atau diteruskan pada waktu itu.
Bahkan Paus sudah mempunyai akun Twitter sejak tahun 2012.
Tetapi walaupun perusahaan media sosial itu membanggakan ke-320 juta penggunanya yang aktif, ulang-tahunnya tiba di tengah-tengah pertanyaan mengenai masa depan perusahaan itu.
Sebagai contoh, walaupun popular di kalangan selibriti, politisi dan perusahaan, perusahaan tersebut belum menemukan cara untuk memperoleh laba.
Perusahaan itu juga mendapat kecaman karena dianggap lambat mengawasi ucapan kebencian.
Masalah tersebut mendorong pendiri perusahaan itu, Jack Dorsey, kembali ke perusahaan itu dalam usaha banting stir.
Satu gagasan awal yang sempat dipertimbangkan adalah menghilangkan batas 140-karakter ikonik Twitter, tetapi Dorsey mengatakan sebelumnya pekan ini bahwa batas itu akan tetap berlaku.
Perusahaan itu telah melakukan beberapa perubahan kosmetik dan fungsional pada produknya. Misalnya, Twitter menambahkan “moments” yang katanya akan memungkinkan pengguna lebih mudah mencari tweet, dan mengubah ikon “favorite” dari bintang ke gambar hati.
“Kami tidak akan segan meningkatkan manfaat dan kekuatan Twitter bagi masyarakat,” kata Dorsey melalui twitter baru-baru ini. [gp]
