Tautan-tautan Akses

Turki Perdengarkan Rekaman Kematian Khashoggi pada AS, Inggris, Perancis, Jerman dan Arab Saudi


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan keterangan kepada media di bandara Ankara sebelum bertolak ke Perancis (10/11).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan keterangan kepada media di bandara Ankara sebelum bertolak ke Perancis (10/11).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu (10/11) mengatakan telah membagi rekaman kematian wartawan Jamal Khashoggi kepada Amerika, Inggris, Perancis, Jerman dan Arab Saudi.

Belum ada konfirmasi langsung dari lima negara itu bahwa mereka telah menerima rekaman tersebut.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu awal pekan ini mengatakan pemerintahnya memiliki banyak informasi tentang pembunuhan itu dan kemungkinan akan menunjukkan hal itu kepada publik setelah penyelidikan kematian Khashoggi selesai.

Berbicara dalam perjalanan ke Jepang, Cavusoglu mengatakan kepada wartawan bahwa Turki telah menyampaikan kepada Arab Saudi dan negara-negara lain yang tertarik dengan informasi tersebut, akan memberi kesempatan untuk melihatnya.

Khashoggi meninggal setelah mengunjungi konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Sebelumnya Arab Saudi mengatakan Khashoggi telah meninggalkan kantor konsulatnya dan tidak mengetahui keberadaannya. Tetapi kemudian mengatakan bahwa wartawan itu meninggal dalam perkelahian, dan kemudian bahwa ia meninggal karena dipiting. Jaksa negara kerajaan itu telah menyebut hal itu sebagai pembunuhan terencana tetapi belum mengatakan siapa yang merencanakan atau menyetujui pembunuhan itu.

Cavusoglu, Selasa (6/11) mengatakan setelah melakukan beberapa pembicaraan dengan Raja Arab Saudi Salman, Presiden Turki Erdogan yakin bahwa raja tidak terlibat. Ditambahkannya, jelas bahwa ke-15 orang yang diduga melakukan perjalanan ke Turki sebagai tim pembunuh itu tidak bergerak sendiri, dan bahwa penyidik perlu menemukan siapa yang memberikan perintah kepada mereka.

Turki minggu lalu mengatakan Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang tinggal di Amerika dan menjadi kolumnis bagi surat kabar Washington Post serta kerap mengkritisi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dicekik segera setelah ia memasuki kantor konsulat. Tubuhnya dimutilasi dan dihancurkan, bahkan kemungkinan dihancurkan dengan air keras.

Belum ada jejak jenazah Khashoggi yang muncul, bahkan ketika putra wartawan itu menyampaikan di jaringan televisi berita Amerika CNN hari Minggu (4/11) agar Arab Saudi mengembalikan jenazah ayahnya sehingga dapat dimakamkan di kota Medina.

Seorang pejabat Turki yang berbicara secara tertutup memastikan laporan hari Senin (5/11) di surat kabar Sabah, surat kabar yang dekat dengan pemerintah Turki, bahwa pakar kimia Ahmad Abdulaziz Al Janobi dan pakar toksikologi Khaled Yahya Al Zahrani merupakan bagian dari tim yang dikirim dari Arab Saudi, yang sedianya menyelidiki pembunuhan tanggal 2 Oktober itu.

Laporan di Sabah itu mengatakan kedua pakar mengunjungi kantor konsulat itu setiap hari sejak tiba pada 11 Oktober hingga 17 Oktober, dan otorita Arab Saudi baru mengijinkan tim penyelidik Turki melakukan pemeriksaan di kantor konsulat itu pada 15 Oktober. [em]

XS
SM
MD
LG