Tautan-tautan Akses

Trump Tingkatkan Kecaman terhadap Penyidik Khusus


Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Pangkalan Militer Gabungan AS, Andrews, Maryland, setibanya dari kunjungan ke Houston sebelum bertolak kembali ke Washington, D.C., 31 Mei 2018.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Pangkalan Militer Gabungan AS, Andrews, Maryland, setibanya dari kunjungan ke Houston sebelum bertolak kembali ke Washington, D.C., 31 Mei 2018.

Presiden Donald Trump meningkatkan upayanya mendiskreditkan penyelidikan mengenai keterlibatan Rusia dalam pemilu Amerika di mata rakyat Amerika.

Penyidik Khusus Robert Mueller yang memimpin penyelidikan tersebut belum menanggapi kecaman-kecaman Trump itu, sementara ia menghimpun apa yang diharapkan akan menjadi laporan lengkap mengenai campur tangan Rusia, tindakan orang-orang dekat Trump, dan apakah presiden menghambat proses hukum. Berikut laporan lengkap wartawan VOA, Michael Bowman.

Mantan Direktur FBI, Robert Mueller (Foto: dok).
Mantan Direktur FBI, Robert Mueller (Foto: dok).

Selama lebih dari setahun, Presiden Donald Trump telah menyebut penyelidikan mengenai keterlibatan Rusia dalam pemilu Amerika sebagai “upaya mencari-cari kesalahan.” Hari Selasa, ia melangkah lebih jauh, dengan menuduh tim penyidik khusus pimpinan Robert Mueller akan mencampuri pemilihan paruh waktu bulan November, sambil sekali lagi menuduh FBI memata-matai kampanyenya pada tahun 2016 untuk kepentingan politik.

Presiden Trump mengatakan,"Jadi bagaimana pendapat Anda mengenai fakta bahwa mereka memiliki orang-orang yang menyusup ke kampanye kita? Bisakah Anda bayangkan?”

Tim kuasa hukum Trump mencatat bahwa FBI bekerja di bawah pemerintahan partai Demokrat ketika itu.

Pengacara Trump, Rudy Giuliani, dalam acara Fox News Sunday mengemukakan, "Keliru bila pemerintah memata-matai kandidat dari partai oposisi. Itu Watergate, skandal mata-mata. Oleh karena itu ini adalah penyelidikan yang curang.”

Rudy Giuliani saat menjadi pembicara pada acara "Iran Freedom Convention 2018" di Washington, 5 Mei 2018. (Foto: dok).
Rudy Giuliani saat menjadi pembicara pada acara "Iran Freedom Convention 2018" di Washington, 5 Mei 2018. (Foto: dok).

Tetapi para legislator dari kedua partai politik membela FBI, dengan mengatakan lembaga tersebut bertindak tepat untuk menyelidiki kontak antara Rusia dan unsur-unsur kampanye Trump.

Adam Schiff, anggota DPR dari Partai Demokrat mengatakan dalam acara ABC This Week, "Tidak ada bukti untuk mendukung teori mata-mata. Ini hanya sepotong propaganda yang ingin dikemukakan dan diulang-ulang oleh presiden.”

Penyidik Khusus Robert Mueller yang menjadi sasaran kemarahan Trump diam seribu bahasa.

David Abraham, dosen ilmu hukum di University of Miami, melalui Skype mengatakan, "Kewajiban penyidik khusus adalah mengabaikan semua kegaduhan ini dan melanjutkan investigasinya.”

Abraham mengatakan tim pengacara Trump memiliki strategi sederhana: menciptakan kebingungan. Katanya lagi, “Strategi pemerintahan di bawah pimpinan mantan wali kota Giuliani adalah menimbulkan semakin banyak kekaburan serta membuat semuanya begitu membingungkan dan begitu rumit sehingga rakyat Amerika akan menyerah dan mengatakan, ‘Tak seorang pun benar-benar tahu’ kenyataan mengenai pengaruh Rusia.”

Mueller diyakini akan berupaya mengakhiri penyelidikannya pada bulan Juli atau Agustus, agar hasilnya tidak langsung mengganggu pemilihan paruh waktu November mendatang. Pemilihan tersebut akan menentukan partai politik mana yang akan menguasai majelis-majelis di Kongres. Sementara itu, spekulasi meluas di Washington terkait kesimpulan yang akan dicapai Mueller dan bagaimana Gedung Putih akan menanggapinya. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG