Tautan-tautan Akses

Trump Diperkirakan Menang Besar dalam Kaukus Partai Republik di Iowa


Mantan Presiden Donald Trump melakukan kampante du Indianola, Iowa (14/1). Trump diperkirakan meraih kemenangan besar dalam kaukus Partai Republik di Iowa, Senin malam (15/1).
Mantan Presiden Donald Trump melakukan kampante du Indianola, Iowa (14/1). Trump diperkirakan meraih kemenangan besar dalam kaukus Partai Republik di Iowa, Senin malam (15/1).

Pemungutan suara pertama dalam kampanye presiden AS tahun 2024 dimulai Senin (15/1) malam di negara bagian Iowa yang bersalju, dengan jajak pendapat menunjukkan bahwa mantan Presiden Donald Trump siap meraih kemenangan besar dalam kaukus Partai Republik saat ia berupaya merebut kembali Gedung Putih pada pemilu nasional November mendatang.

Jajak pendapat terakhir di Iowa yang dirilis akhir pekan lalu oleh Des Moines Register, NBC News, dan Mediacom menunjukkan Trump mendapat dukungan 48% di antara para pemilih Partai Republik yang mendatangi 1.657 lokasi kaukus di sekolah, pemadam kebakaran, dan pusat komunitas di seluruh negara bagian tersebut.

Survei tersebut menunjukkan Nikki Haley, yang pernah menjadi duta besar Trump untuk PBB, membuntuti Trump dengan perolehan dukungan 20%, Gubernur Florida Ron DeSantis dengan 16%, dan pengusaha teknologi Vivek Ramaswamy dengan 8%.

Hal yang sulit ditebak dalam proses ini adalah berapa banyak pemilih yang akan melakukan perjalanan melalui jalan yang berbahaya dan licin dalam suhu yang sangat dingin untuk mencapai lokasi kaukus. Tidak ada pemungutan suara awal atau pemungutan suara melalui surat yang diizinkan.

Trump pada hari Minggu di hadapan para pendukungnya dengan bergurau mengatakan , “Jika anda memilih dan kemudian meninggal, itu sepadan,” yang memicu tawa. “Anda akan aman, Anda akan berada di dalam ruangan, tetapi Anda harus bangun; harus memilih. Karena ini tidak aada kaitannya dengan apa pun selain merebut kembali negara kita, dan itu adalah hal terbesar.”

Dalam beberapa minggu ke depan, semakin banyak negara bagian yang mengadakan pemilihan pendahuluan politik dan kaukus untuk memilih calon presiden dari Partai Republik dan Demokrat, yang secara resmi akan dicalonkan pada konvensi partai nasional pada bulan Juli dan Agustus.

Pada akhirnya, sebagian besar analis jajak pendapat dan politik memperkirakan persaingan lainnya antara dua politisi lanjut usia, Trump, 77 tahun, dan Presiden Joe Biden, 81 tahun. Ini akan mengulangi pemilu tahun 2020 yang kontroversial ketika Biden menggagalkan upaya Trump untuk terpilih kembali setelah satu masa jabatan di Gedung Putih.

Meskipun Iowa hanyalah salah satu dari 50 negara bagian, negara bagian penting ini, berperan sangat besar dalam proses pencalonan presiden AS. Iowa adalah negara bagian pertama yang memberikan suara dalam pemilu empat tahunan. Meski demikian Partai Demokrat tahun ini memilih untuk melakukan pemungutan suara melalui pos yang kemudian akan ditabulasikan.

Hal ini terjadi karena Iowa dengan tegas telah beralih ke kandidat Partai Republik dalam pemilu negara bagian dan nasional.

Kampanye di Iowa telah berlangsung selama berbulan-bulan, dengan beberapa calon presiden utama dari Partai Republik sudah mengundurkan diri dari pencalonan karena kurangnya dukungan bahkan sebelum pemungutan suara, termasuk wakil presiden Trump, Mike Pence, mantan Gubernur New Jersey Chris Christie, dan Senator South Carolina Tim Scott.

Dengan Trump memimpin persaingan, pemungutan suara di kaukus itu tampaknya telah berubah menjadi perebutan tempat kedua, dengan Haley dan DeSantis berharap memperoleh kemenangan tipis di belakang Trump sehingga akan memberikan dorongan dalam pemilihan pendahuluan partai pada tanggal 23 Januari di negara bagian New Hampshire dan negara bagian berikutnya.

Signifikansi "Iowa Caucuses" dalam Pilpres AS
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:02 0:00

Trump menghadapi 91 dakwaan pidana yang belum pernah terjadi sebelumnya, empat dakwaan dan persidangan dalam beberapa kasus mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang, termasuk satu kasus di Washington yang masih dijadwalkan pada tanggal 4 Maret dan menuduhnya mencoba secara ilegal membalikkan kekalahannya dalam pemilu tahun 2020. Namun tuntutan pidana tersebut tidak banyak berpengaruh menjelang pemilu di Iowa.

Baik Haley maupun DeSantis menghindari serangan politik yang konsisten dan vokal terhadap Trump karena takut dijauhi para pendukungnya, meskipun mereka menyerang penolakanTrump mengikuti lima debat untuk berhadapan secara langsung.

Mereka mencela Trump karena meningkatnya utang nasional selama masa jabatannya di Gedung Putih dan kegagalan membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko seperti yang ia janjikan dalam kampanye suksesnya pada tahun 2016 untuk mengekang migran agar tidak menyeberang.

Haley akhir pekan lalu mengatakan, “Partai Republik telah kehilangan tujuh dari delapan suara terbanyak untuk presiden. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Kita harusnya ingin memenangkan mayoritas warga Amerika.”

“Tetapi satu-satunya cara kita dapat memenangkan mayoritas warga Amerika adalah jika kita memiliki pemimpin generasi baru,” kata Haley, yang berusia 51 tahun. “Hal ini akan menghilangkan hal-hal negatif dan beban serta fokus pada solusi masa depan. Kita tidak dapat menyelesaikan kekacauan di Partai Demokrat dengan kekacauan di Partai Republik.”

Meskipun menempati posisi ketiga dalam jajak pendapat terakhir di Iowa sebelum kaukus, DeSantis kepada acara “State of the Union” CNN pada hari Minggu mengatakan, “Kita akan melakukannya dengan baik pada hari Senin. Para pemilih kita sangat termotivasi. Ada banyak kegembiraan di lapangan.”

Trump, di situs Truth Social-nya, pada hari terakhir melontarkan kecaman terhadap prospek politik Haley dan DeSantis.

“Saya mengalahkan Joe Biden yang curang di setiap jajak pendapat,” kata Trump dengan klaimnya yang keliru, “sementara Nikki ‘birdbrain’ Haley dan Ron DeSanctimonious kalah telak dari Joe yang curang dalam jajak pendapat. Mereka juga kalah dari saya, dalam jumlah rekor.” [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG