Tautan-tautan Akses

Program 'Nenek Asuh', Manfaatkan Lansia Bantu Anak-anak dan Remaja


Seorang lansia membantu remaja dalam menyelesaikan PR-nya (foto: ilustrasi).
Seorang lansia membantu remaja dalam menyelesaikan PR-nya (foto: ilustrasi).

Membantu anak-anak menyelesaikan pekerjaan rumah, bermain dengan balita, memberikan nasihat bijak atau sekedar mendengarkan pernyataan lansia adalah hal-hal yang banyak dilakukan kakek-nenek setiap hari.

The Foster Grandparent Program telah menggunakan sukarelawan yang berusia di atas 55 tahun untuk membantu anak-anak dan remaja di komunitas mereka selama puluhan tahun. Program ini membantu 20.000 lansia untuk tetap aktif dan membuat anak-anak merasa dicintai ketika kakek-nenek mereka sendiri tidak berada di dekat mereka.

“Ketika bangun di pagi hari, saya selalu punya tempat yang harus saya datangi sehari-hari, dan bekerja dengan anak-anak.”

Sandra Wood datang ke sekolah untuk membantu anak-anak. Nenek berusia 72 tahun itu telah menjadi “foster grandmother” atau “nenek asuh” selama sepuluh tahun.

“Selamat pagi teman-teman,” kata Sandra.

Sandra Woods membuat sarapan bagi anak-anak. Sementara di sekolah lain, seorang teman Sarah, Ronald Lewis, bekerja dengan kelompok anak-anak lainnya.

“Saya datang pada pagi hari supaya dapat bertemu dengan teman-teman ini di pintu depan, menyambut mereka dengan jabat tangan atau pelukan,” kata Ronald Lewis.

Sebagai seorang kakek, Lewis berusaha memastikan agar anak-anak menjadi santun.

“Kebanyakan anak yang saya temui sangat bersemangat. Memiliki banyak energi. Jadi saya berupaya membuat mereka lebih kalem,” tambahnya.

Ronald Lewis dan Sarah Hood adalah bagian dari Foster Grandparents Program. Relawan berusia sedikitnya 55 tahun atau lebih dan memenuhi pedoman pendapatan tertentu, mengisi formulir secara online, lulus uji fisik dan mengikuti pelatihan selama satu minggu.

Direktur Foster Grandparents Progam Cheryl Christmas mengatakan, “Begitu banyak warga lansia yang datang dengan keinginan tulus untuk melayani, tetapi mereka belum pernah bekerja sebagai guru sebelumnya. Belum pernah mengikuti sistem sekolah disini. Jadi ada tiga hal utama yang ingin kami capai dalam pelatihan yang kami lakukan. Pertama, membuat mereka terbiasa dengan konsep dan kosa kata baru yang terkait dengan pendidikan. Dua, kita ingin membuat mereka mengkaji atau mengubah sebagian gagasan lama tentang bagaimana anak-anak belajar. Ketiga, kami ingin mensimulasikan lingkungan di mana mereka merasa bahwa mereka lah yang bersekolah.”

Kakek-nenek asuh ini ditugaskan di suatu sekolah, yang umumnya dekat dengan rumah mereka. Guru-guru biasanya sangat menghargai bantuan mereka.

Guru SD Anne Beers, Constance Fernandez mengatakan, “Saya bahkan tidak dapat mengatakannya dengan kata-kata. Mereka seperti tangan kanan saya yang sudah melakukan sesuatu yang bahkan belum sempat saya pikirkan. Mereka selalu berada disini. Mereka sangat membantu anak-anak.”

Anak-anak juga menyukai program ini. Bagi mereka, kakek-nenek asuh ini adalah teman yang dapat diandalkan.

Azeya Parker mengatakan, “Dia kakek saya di sekolah. Kakek-nenek saya tidak pernah datang ke sekolah, jadi saya pikir enak juga jika ada kakek lain yang menemani saya di sekolah.”

The Foster Grandparents Program ini dijalankan oleh para sukarelawan dan mendapat sedikit gaji, makan siang dan penggantian ongkos perjalanan. Ada 22.000 lansia yang bekerja menjadi kakek-nenek asuh di seluruh Amerika. Di Washington DC saja ada lebih dari 200 yang sudah aktif, sementara 100 lainnya baru saja mendaftar untuk dapat bergabung. (em)

XS
SM
MD
LG