Tautan-tautan Akses

Tanggapi Biden, PM Papua Nugini Sebut Negaranya Tak Pantas Dicap Kanibal


FILE - Presiden Joe Biden berfoto bersama para pemimpin Kepulauan Pasifik termasuk Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare (tengah), dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Gedung Putih di Washington, 29 September 2022. (Foto: AP)
FILE - Presiden Joe Biden berfoto bersama para pemimpin Kepulauan Pasifik termasuk Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare (tengah), dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Gedung Putih di Washington, 29 September 2022. (Foto: AP)

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menegaskan bahwa negaranya tidak layak dicap sebagai kanibal. Dia juga menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) untuk membersihkan bekas-bekas Perang Dunia Kedua yang tersebar di wilayah Pasifik, terutama setelah komentar Presiden Joe Biden mengenai pamannya yang hilang dalam perang tersebut.

Kantor Marape menyatakan pada Minggu (21/4) malam bahwa Biden "seolah-olah mengindikasikan bahwa pamannya dimakan oleh kanibal setelah pesawatnya ditembak jatuh di PNG (Papua Nugini -red) selama Perang Dunia II".

"Presiden Biden mungkin salah ucap; tetapi, negara saya tidak layak dicap seperti itu," ujar Marape dalam pernyataannya.

“Saya mendesak Presiden Biden untuk meminta Gedung Putih mempertimbangkan pembersihan sisa-sisa Perang Dunia II sehingga kebenaran tentang hilangnya prajurit seperti Ambrose Finnegan dapat diungkap,” ujar Marape.

Pada tahun lalu, AS menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Papua Nugini, memperkuat hubungan di tengah persaingan pengaruh di wilayah tersebut dengan China. Beijing sendiri memiliki perjanjian keamanan dengan negara tetangganya, Kepulauan Solomon, yang menambah dinamika geopolitik di kawasan itu.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, bertemu dengan Marape di ibu kota Port Moresby, Minggu (21/4) untuk memperkuat hubungan ekonomi yang lebih erat, sementara Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tiba minggu ini untuk memperingati sejarah Perang Dunia Kedua.

Sebelumnya, Biden menyebut keterkaitannya secara pribadi dengan sejarah perang Papua Nugini saat kunjungannya ke Australia, menceritakan kisah pamannya yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada Mei 1944.

Biden setelah mengunjungi tugu peringatan perang yang hilang di Pennsylvania pada pekan lalu mengemukakan kemungkinan pamannya menjadi korban kanibalisme.

Para sejarawan menyatakan bahwa Papua Nugini memiliki signifikansi yang besar dalam upaya AS untuk melintasi Pasifik dan membebaskan Filipina selama Perang Dunia Kedua. Sementara itu, Australia menggarisbawahi bahwa sejarah perang menunjukkan pentingnya strategis baru bagi negara-negara tetangganya di utara.

Namun, dampak perang masih sensitif di kalangan penduduk Kepulauan Pasifik.

Marape menegaskan bahwa bangsanya "tidak perlu terlibat dalam konflik yang bukan kesalahan mereka".

Menurutnya, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon masih dipenuhi dengan tulang manusia masa perang, bangkai pesawat, bangkai kapal, terowongan, dan sisa bom yang masih mengancam banyak orang. [ah/es]

Forum

XS
SM
MD
LG