Tautan-tautan Akses

Taliban Inginkan Kemitraan dengan AS dalam Kesepakatan Pasca-Perdamaian


Delegasi Taliban seusai pembicaraan perdamaian di Moskow, Rusia, 30 Mei 2019. (Foto: dok).
Delegasi Taliban seusai pembicaraan perdamaian di Moskow, Rusia, 30 Mei 2019. (Foto: dok).

Wakil pemimpin Taliban, dalam sebuah kolom opini di surat kabar The New York Times, Kamis (20/2), mengatakan, meskipun ada rasa saling tidak percaya, kelompok pemberontak itu berkomitmen sepenuhnya untuk menegakan kesepakatan perdamaian yang akan ditandatangani dengan AS untuk mengakhiri perang di Afghanistan.

"Perang yang telah berlangsung lama ini sangat merugikan semua pihak. Semua orang sudah jenuh dengan perang,“ kata Sirajuddin Haqqani, komandan kelompok militan itu yang diduga pernah mengatur serangan bom dan serangan-serangan lain di negara tetangganya, Pakistan, dalam tulisannya di harian itu.

Haqqani menegaskan, mencapai kesepakatan AS-Taliban dan menjamin kesuksesannya sangat bergantung pada komitmen kedua pihak dalam memenuhi kewajiban masing-masing.

“Hanya dengan itulah kita bisa membangun kepercayaan penuh dan meletakan fondasi kerjasama – atau bahkan kemitraan – pada masa depan,” kata Haqqani, yang diduga mempertahankan hubungan erat dengan dinas intelijen Pakistan (ISI). Namun, Pakistan sendiri membantah memiliki kaitan dengan Haqqani dan jaringan militannya.

Tulisan di surat kabar itu muncul setelah AS dan Taliban baru-baru ini menyetujui perjanjian untuk mengurangi kekerasan di Afghanistan selama periode waktu tujuh hari. Jika gencatan senjata sementara itu berhasil, kedua pihak akan menandatangani kesepakatan perdamaian yang sudah lama dinanti-nantikan pada bulan ini.

Selasa lalu, Presiden Donald Trump mengatakan, ia melihat peluang terciptanya kesepakatan perdamaian dengan Taliban, yang bisa mengarah ke penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan mengakhiri perang yang paling lama melibatkan AS. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG