Tautan-tautan Akses

Dari Suriah ke Olimpiade, Atlet Pengungsi Selamatkan Nyawa


Perenang tim pengungsi Suriah, Yusra Mardini, 18, berlatih di kolam Olimpiade di Rio de Janeiro, Brazil, Januari 2016.
Perenang tim pengungsi Suriah, Yusra Mardini, 18, berlatih di kolam Olimpiade di Rio de Janeiro, Brazil, Januari 2016.

Yusra Mardini dan dua orang lainnya menarik perahu kecil yang kelebihan muatan di laut selama tiga jam, menyelamatkan 19 orang penumpang.

Tahun lalu, pengungsi Suriah Yusra Mardini harus berenang untuk menyelamatkan nyawanya ketika perahunya rusak saat ia mencoba mencapai Eropa. Bulan ini, remaja perempuan tersebut akan bertanding renang di Olimpiade Rio.

Mardini, yang merupakan anggota tim pengungsi yang baru pertama kalinya dibentuk dalam Olimpiade, menceritakan bagaimana ia dan saudara perempuannya Sara takut mereka tenggelam saat perahu yang kelebihan muatan mulai kemasukan air saat mereka menyeberangi Laut Mediterania menuju Yunani.

Bersama seorang pengungsi lagi, mereka bertiga terjun ke laut dan menarik perahu sambil berenang, dan menyelamatkan 19 orang lainnya.

"Ada ketakutan saat saya berada di air. Kita tidak tahu apakah akan bertahan atau mati," ujar gadis berusia 18 tahun tersebut dalam wawancara video yang diluncurkan Organisasi Internasional Migrasi (IOM).

Mardini, yang akan bertanding dalam gaya bebas 100 meter, termasuk dalam 10 atlet dalam tim pengungsi yang akan berbaris di belakang bendera Olimpiade pada upacara pembukaan di Brazil, Jumat (5/8).

Ketika saya berenang untuk menyelamatkan nyawa saya, saya tidak akan percaya bahwa saya sampai di sini sekarang," ujarnya seperti dikutip IOM.

Kedua kakak beradik itu, yang sekarang tinggal di Jerman, meninggalkan rumah mereka di ibukota Damaskus, Suriah, yang dikoyak perang setahun lalu dan pergi ke Turki.

Perenang asal Suriah Yusra Mardini, 18, berlatih di Rio de Janeiro, Brazil (8/1).
Perenang asal Suriah Yusra Mardini, 18, berlatih di Rio de Janeiro, Brazil (8/1).

Suatu malam, mereka naik ke perahu di pesisir Turki bersama 20 orang lainnya, atau sekitar tiga kali lipat dari batas penumpang yang diperbolehkan.

"Sebelum naik ke perahu, orang-orang mengatakan bahwa kita akan mati," ujar Sara kepada IOM dalam wawancara yang diluncurkan Senin.

"Jadi hal pertama yang dipikirkan ketika ada di perahu adalah kematian. Kita tidak memikirkan hal lain."

Ratusan telah tewas saat menyeberangi Mediterania dari Turki ketika mencoba mencapai Eropa setelah melarikan diri dari konflik dan kerusuhan politik di Timur Tengah dan tempat lain.

Dingin dan Kelelahan

Sara, yang juga seorang perenang, mengatakan ia memberitahu saudara perempuannya bahwa jika perahu terbalik dalam perjalanan mereka, mereka harus mencoba menyelamatkan diri karena mustahil menyelamatkan orang lain.

Tapi ketika mesin mati dan perahu mulai mengempis, ia sadar ia tidak dapat meninggalkan yang lain.

"Kita perlu mengurangi beban di perahu dan tidak ada yang bisa berenang selain kami bertiga... Ketika saya terjun pertama kali, seluruh tubuh saya bergetar seperti saat sebelum bertanding," ujarnya.

"Pada saat itu, saya merasa kehidupan ini lebih besar dari saya seorang. Semua penumpang di perahu itu adalah bagian diri saya."

"Saya merasa berkewajiban untuk terjun ke air... jika saya meninggalkan mereka, saya tidak akan merasa tenang seumur hidup saya," tambahnya.

Ia menggambarkan bagaimana ayah kawannya memotong celananya di laut agar bajunya tidak memberatinya.

Setelah dua jam, ia harus melawan kelelahan dan ia tahu ia berisiko ketiduran dan tenggelam.

"Suasana gelap dan dingin, angin bertiup dan saya kedinginan. Saya tidak bisa membuka mata lagi, mata saya penuh air laut," ujarnya.

Mereka akhirnya sampai di salah satu pulau Yunani pada tengah malam.

Saudaranya, Yusra, mengatakan ia berharap kisahnya dapat menginspirasi orang lain.

"Sekarang kami berlatih sangat keras," ujarnya. "Saya ingin membuat orangtua dan semua orang yang mendukung saya bangga."

Remaja itu punya tiga mimpi.

"Syaa ingin perbatasan dibuka untuk pengungsi, dan saya harap saya mendapatkan medali dalam Olimpiade, serta kota asal saya damai kembali," ujarnya. [hd]

XS
SM
MD
LG