Tautan-tautan Akses

Sudan Langsungkan Pemilu Pertama dalam 25 Tahun


Sejumlah partai oposisi berencana memboikot secara penuh atau sebagian pemilu, dan menuduh Presiden Omar al-Bashir.

Rakyat Sudan pergi ke TPS-TPS dalam pemilu multi-partai pertama di negara Afrika itu dalam hampir seperempat abad.

Dengan dimulainya pencoblosan surat suara, kekhawatiran muncul mengenai kemungkinan kerusuhan sipil dan keraguan bahwa pemerintah Sudan bisa menyelenggarakan pemilu yang dapat dipercaya. Pihak berwenang di Sudan menggelar sekitar 100.000 polisi untuk menjaga keamanan.

Sejumlah partai oposisi berencana memboikot secara penuh atau sebagian pemilu, dan menuduh Presiden Omar al-Bashir dan Partai Kongres Nasional yang berkuasa, bersiap melakukan kecurangan. Bashir diperkirakan akan memenangkan pemilu kembali.

Hari Sabtu, Presiden Omar al-Bashir bertemu mantan Presiden Amerika Jimmy Carter. Carter memimpin Carter Center yang akan mengerahkan pengamat pemilu di semua 25 negara bagian Sudan. Carter berharap keputusan para pemilih “tersalurkan secara bebas tanpa intimidasi”, dan surat suara akan dihitung secara adil. TV pemerintah Sudan mengatakan Bashir meyakinkan Carter bahwa pemilu akan dilangsungkan sesuai UU pemilu dan standar internasional.

Sejumlah parlemen asing meminta Sudan untuk menunda pemilu, dan mengirimkan surat publik yang mengatakan “bahan-bahan pendukung pemilu yang bebas dan adil” belum tersedia. Khartoum menolak menunda pemilu. Pemilu akan dilangsungkan dalam tiga hari.

XS
SM
MD
LG