Tautan-tautan Akses

Setelah Lama Alami Ketidakpastian di Bandara Thailand, Ratu Kecantikan Myanmar Tiba di Kanada


Han Lay, ratu kecantikan Myanmar, berbicara di Bangkok, Thailand (foto: dok).
Han Lay, ratu kecantikan Myanmar, berbicara di Bangkok, Thailand (foto: dok).

Seorang ratu kecantikan Myanmar, yang telah berbicara menentang aturan militer di negaranya dan selama beberapa hari terkatung-katung di bandara Thailand, hari Rabu (28/9) tiba di Toronto.

Han Lay menarik perhatian dunia tahun lalu dengan pidatonya di kontes kecantikan tentang penindasan berdarah oleh tentara terhadap demonstran anti-junta militer. Setelah tinggal selama satu tahun di Thailand, ia ditolak masuk kembali ke negara itu setelah melakukan perjalanan singkat ke Vietnam.

Han Lay menghabiskan hari-harinya di bandara Bangkok, memohon di media sosial agar ia tidak dikirim kembali ke tanah airnya.

“Sejak saya mendarat di sini, saya merasa aman dan kekhawatiran saya telah hilang,” ujarnya pada Reuters melalui telpon di bandara internasional Toronto, di mana ia sedang menunggu penerbangan lanjutan ke bagian timur Kanada. “Saya selalu mendukung demokrasi di Myanmar dan akan selalu mendukungnya semampu saya,” ujarnya.

Perempuan berusia 23 tahun yang bernama asli Thaw Nandar Aung itu mengatakan ia akan tinggal di Pulau Prince Edward, sebuah propinsi di lepas pantai Atlantik, Kanada, dengan bantuan pemerintah. Tetapi ia tidak mengatakan berapa lama akan berada di sana atau apa statusnya di Kanada.

PBB dan ASEAN Didesak untuk Lebih Tegas pada Junta Militer Myanmar
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:23 0:00

Myanmar telah dilanda kekerasan bersenjata sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021. Bentrokan antara pasukan junta militer dan milisi yang bersekutu dengan pemerintah bayangan dan kelompok pro-demokrasi terus terjadi. Tindakan keras yang menarget kelompok pro-demokrasi dan pemuda, aktivis, politisi, selebriti dan pemengaruh (influencer) di media sosial semakin intensif.

Direktur Human Rights Watch mengatakan penguasa militer Myanmar menggunakan kebijakan control paspor sebagai senjata melawan hak warga untuk bepergian ke luar negeri. “Tindakan seperti ini harus dikecam secara universal, dan pemerintah di seluruh dunia harus waspada terhadap junta yang menggunakan taktik serupa terhadap para pembangkang di luar negeri yang bepergian dengan paspor Myanmar di masa depan,” ujar Phil Robertson dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara pemerintah junta militer Myanmar tidak menanggapi permohonan komentar.

Sementara seorang juru bicara menteri imigrasi Kanada juga menolak memberi rincian kasus Han Lay tanpa persetujuan ratu kencantikan itu. [em/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG