Tautan-tautan Akses

Rudal Rusia Hantam Dekat Bandara Lviv


Petugas pemadam kebakaran Ukraina memadamkan kobaran api di gudang pasca ledakan bom di Kyiv, Ukraina, Kamis, 17 Maret 2022. (Foto: AP)
Petugas pemadam kebakaran Ukraina memadamkan kobaran api di gudang pasca ledakan bom di Kyiv, Ukraina, Kamis, 17 Maret 2022. (Foto: AP)

Rudal-rudal Rusia menghantam daerah dekat bandara di Lviv, kota di bagian barat Ukraina. Belum ada laporan segera mengenai korban.

Namun bandara itu sendiri tidak diserang, kata Wali Kota Lviv Andry Sadovy, menurut Reuters.

Awan asap raksasa tampak terlihat di daerah sekitar bandara.

Sementara itu di Mariupol, penyintas mulai bermunculan dari sebuah teater yang dihantam rudal Rusia pada Rabu (16/3).

Ratusan orang, termasuk anak-anak, diyakini berlindung di teater itu.

Orang-orang berjalan di dekat blok flat, yang hancur selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan yang terkepung Mariupol, Ukraina 17 Maret 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko
Orang-orang berjalan di dekat blok flat, yang hancur selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan yang terkepung Mariupol, Ukraina 17 Maret 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

Citra satelit mengenai lokasi itu yang dilansir perusahaan teknologi antariksa Maxar menunjukkan kata “anak-anak” yang ditulis dalam bahasa Rusia di jalan aspal di luar teater itu, pada Senin lalu.

Belum jelas berapa banyak orang yang selamat dari serangan tersebut.

Presiden AS Joe Biden dijadwalkan melakukan pembicaraan telepon yang jarang dilakukannya dengan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (18/3). Ini adalah percakapan dengan pertaruhan tinggi sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta bantuan dunia dalam perang melawan invasi Rusia yang telah berlangsung tiga pekan.

China telah memainkan peran yang semakin penting dalam konflik ini di tengah-tengah laporan bahwa Rusia meminta bantuan militer dari China. AS memberikan bantuan militer besar untuk Ukraina, dengan Biden mengumumkan lagi paket pertahanan 800 juta dolar pekan ini.

“Kami telah menjelaskan kekhawatiran mendalam kami mengenai keterpaduan China dengan Rusia serta potensi implikasi dan konsekuensi hal itu,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.

Percakapan telepon pada Jumat, ujarnya, “merupakan kesempatan bagi Presiden Biden untuk menilai di mana posisi Presiden Xi. Tentu saja ada dukungan retorik – atau ketiadaan retorika dan kecaman yang jelas, atau ketiadaan kecaman – oleh China mengenai apa yang dilakukan Rusia. Ini tentu saja bertentangan dengan apa yang diperjuangkan China, termasuk prinsip-prinsip dasar mengenai respek terhadap kedaulatan negara. Jadi fakta bahwa China tidak mengecam apa yang dilakukan Rusia dan China sendiri berbicara banyak.”

Seorang petugas polisi melihat melalui jendela sebuah flat yang rusak di sebuah bangunan perumahan yang terkena puing-puing dari roket yang jatuh di Kyiv pada 17 Maret 2022. (Foto: AFP)
Seorang petugas polisi melihat melalui jendela sebuah flat yang rusak di sebuah bangunan perumahan yang terkena puing-puing dari roket yang jatuh di Kyiv pada 17 Maret 2022. (Foto: AFP)

Gerak Maju Rusia Masih Macet

Sementara itu dalam pertempuran di lapangan, para pejabat pertahanan AS menyatakan tampaknya gerak maju Rusia masih macet, membuat sedikit atau tanpa kemajuan sementara mereka terus menghadapi apa yang berulang kali digambarkan sebagai perlawanan keras dari pasukan Ukraina.

Pasukan Rusia “selama tiga pekan, pada dasarnya terhenti di seluruh penjuru, berjuang keras untuk memperkuat diri, memberi makan pasukan mereka serta memasok mereka dengan senjata dan amunisi,” kata seorang pejabat pertahanan senior AS kepada wartawan, berbicara dengan syarat anonim dalam membahas masalah intelijen.

Upaya pasukan Rusia untuk bergerak ke Kyiv, khususnya, gagal mendekati ibu kota Ukraina itu dalam 24 jam terakhir, kata pejabat itu.

Para komandan Rusia malah berusaha untuk membawa unit-unit artileri ke garis depan dan meningkatkan serangan mortir dalam upaya untuk “menghancurkan kota,” lanjutnya.

Namun pertempuran itu tampaknya telah berdampak pada pasukan Rusia. Menurut pejabat itu, mereka mendapat indikasi bahwa moral pasukan Rusia melemah. “Ini antara lain, kami yakin, karena fungsi kepemimpinan yang buruk, kurangnya informasi yang diterima tentara mengenai misi dan tujuan mereka, dan menurut mereka, kekecewaan karena menghadapi perlawanan sengit.”

Ada juga indikasi bahwa para komandan Rusia mulai mempertanyakan berapa lama lagi mereka dapat mempertahankan invasi mereka. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG