Tautan-tautan Akses

Ribuan Migran Terdampar di Antara Serbia dan Kroasia


Sekelompok migran berjalan di perbatasan antara Serba dan Kroasia dekat desa Berkasovo, Serbia (19/10).
Sekelompok migran berjalan di perbatasan antara Serba dan Kroasia dekat desa Berkasovo, Serbia (19/10).

Sekitar 2.000 orang duduk di dalam bus-bus tanpa penghangat suhu, hari Minggu (18/10), sambil menunggu masuk ke Serbia dalam perjalanan mereka menuju Uni Eropa.

Ribuan migran hari Senin (19/10) masih terdampar di perbatasan Kroasia dan Serbia. Mereka melewatkan malam yang dingin dengan sedikit makanan setelah Hongaria menutup perbatasannya dengan Kroasia pada hari Sabtu.

Sekitar 2.000 orang duduk di dalam bus-bus tanpa penghangat suhu, hari Minggu, sambil menunggu masuk ke Serbia dalam perjalanan mereka menuju Uni Eropa.

Sejak Hongaria menutup perbatasannya dengan Kroasia, bus-bus itu terpaksa menempuh jalur yang lebih jauh lewat Slovenia. Negara itu telah memutuskan untuk membatasi jumlah migran yang dapat masuk setiap hari.

Juru bicara badan pengungsi PBB, Babar Baloch, mengatakan, Hongaria memperberat penderitaan para migran. “Keputusan Hongaria menutup perbatasannya jelas telah menambah penderitaan dan kesengsaraan orang-orang yang sudah putus asa itu. Akan ada lebih banyak masalah jika prosesnya semakin lambat atau jumlah pengungsi yang akan melintas terus menumpuk,” ujarnya.

Meskipun Slovenia menyatakan sekarang ini tidak berencana menutup perbatasannya, negara itu membatasi jumlah pengungsi yang boleh melintas maksimal 2.500 orang setiap hari agar negara kecil anggota Uni Eropa itu tidak kewalahan.

“Kami tidak dapat menerima jumlah migran yang lebih banyak daripada mereka yang akan melanjutkan perjalanan. Dalam waktu singkat, mungkin dalam 10 hari, kami harus menampung 35 ribu migran di Slovenia, jumlah yang tidak sanggup kami terima,” kata pejabat Kementerian Dalam Negeri Slovenia Bostjan Sefic hari Minggu.

Uni Eropa memperkirakan sekitar 700 ribu migran menyelamatkan diri dari perang dan kemiskinan di tempat-tempat seperti Suriah dan Afghanistan hingga akhir tahun ini.

Para pemimpin Uni Eropa sejauh ini gagal menyepakati rencana untuk mengatasi arus pengungsi ini dan mendistribusikannya secara merata di antara ke-28 negara anggotanya.

Banyak di antara migran tiba di Eropa melalui Yunani dan Turki. Kanselir Jerman Angela Merkel menawarkan untuk membantu mempercepat proses keanggotaan Turki di Uni Eropa jika Turki mau berbuat lebih banyak mengawasi perbatasannya dan menampung migran yang ditolak negara-negara Eropa lain.

Merkel berada di Turki hari Minggu. Turki sendiri telah menampung lebih dari dua juta pengungsi perang. Merkel mengatakan seluruh Eropa harus membantu meringankan beban Turki.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan ia akan menandatangani perjanjian pengajuan keanggotaan lagi jika ada kemajuan mengenai pembebasan visa Uni Eropa bagi warga Turki. [uh]

XS
SM
MD
LG