Tautan-tautan Akses

Ribuan Alat Peledak Ditemukan Terkubur di Sekolah di Kamboja


Tanda bahaya ranjau darat dipasang di Desa Koh Ker, Kamboja, 2 Maret 20212. (Foto: D.Schearf/VOA)
Tanda bahaya ranjau darat dipasang di Desa Koh Ker, Kamboja, 2 Maret 20212. (Foto: D.Schearf/VOA)

Pihak berwenang Kamboja telah menutup sementara sebuah sekolah menengah atas (SMA) tempat ditemukannya ribuan peledak sisa perang saudara selama hampir tiga dasawarsa lalu di negara itu.

Peledak-peledak itu ditemukan di sekolah di provinsi timur laut Kratie setelah para penjinak ranjau diundang untuk mencari ranjau darat yang terkubur di kompleks SMA itu sebelum gedung baru dibangun, kata Chheang Heng, seorang pejabat tinggi pendidikan provinsi tersebut. Lebih dari 1.000 siswa belajar di SMA Ratu Kossamak itu.

Situs itu adalah gudang amunisi selama rezim Khmer Merah pada 1970-an sebelum diubah menjadi sekolah dan semua persenjataan tadinya dikira telah disingkirkan, kata Chheang Heng.

Dari Jumat (11/8) hingga Minggu (13/8), sebanyak 2.116 peledak berhasil ditemukan oleh para penjinak ranjau dari Pusat Aksi Penanggulangan Ranjau Kamboja, kata direktur jenderal badan pemerintah itu, Heng Ratana, dalam sebuah posting di laman di Facebooknya.

Peledak-peledak yang ditemukan termasuk ranjau, granat M79, peluru FuzeM48, dan persenjataan untuk peluncur roket B40. Foto-foto yang diposting di halaman Facebook-nya menunjukkan barang-barang yang berlumuran tanah diletakkan berjajar di halaman sekolah.

Heng Ratana mengatakan masih banyak lagi persenjataan yang diyakini masih terkubur, sehingga sekolah akan ditutup selama beberapa hari sementara para penjinak ranjau bekerja mengumpulkan benda-benda berbahaya tersebut.

“Saya tahu bahwa lokasi sekolah ini dulunya adalah gudang amunisi besar Khmer Merah pada akhir tahun 1970-an, tetapi saya tidak percaya bahwa ada sejumlah besar amunisi yang terkubur di bawah tanah seperti ini,” kata Chheang Heng.

"Berapa banyak korban yang akan jatuh jika benda-benda ini meledak?" katanya.

Pemerintahan brutal komunis radikal Khmer Merah dipersalahkan atas kematian sekitar 1,7 juta orang Kamboja karena kelaparan, penyakit, dan pembunuhan sebelum digulingkan oleh invasi Vietnam.

Perang tiga dasawarsa akhirnya berakhir pada akhir 1990-an tetapi membuat Kamboja dipenuhi dengan sekitar 4 juta hingga 6 juta ranjau darat dan persenjataan lainnya.

Sebagian besar ranjau telah dibersihkan tetapi sisanya masih banyak dan terus menewaskan manusia.

Sejak akhir perang itu, hampir 20.000 orang telah tewas dan sekitar 45.000 terluka akibat peledak sisa peledak perang, meskipun rata-rata korban tewas tahunan telah turun dari beberapa ribu menjadi kurang dari 100.

Tiga anggota tim penjinak ranjau lokal terbunuh oleh sisa ranjau anti-tank saat mereka bekerja di Provinsi Preah Vihear di bagian utara Vietnam pada awal 2022.

Pemerintah Kamboja bertekad untuk membersihkan semua sisa ranjau darat dan peledak lain pada 2025. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG