Tautan-tautan Akses

Remaja Singapura Nyatakan Tak Bersalah Atas Blog Kritis


Amos Yee makan pisang saat tiba di pengadilan Singapura untuk konferensi pra-peradilan (17/4). (Reuters/Edgar Su)
Amos Yee makan pisang saat tiba di pengadilan Singapura untuk konferensi pra-peradilan (17/4). (Reuters/Edgar Su)

Kasus Yee telah memicu kekhawatiran akan sensor dan kontrol sosial di pusat keuangan Asia tersebut dan mengundang kritikan dari para aktivis hak asasi manusia.

Seorang remaja Singapura menyatakan diri tidak bersalah, Kamis (7/5), atas tuduhan menyebarkan gambar-gambar cabul dan menghina sebuah kelompok agama, namun ia tidak diwajibkan memberikan pembelaan atas tuduhan pelecehan karena komentar-komentar yang ia tulis tentang mendian mantan perdana menteri Lee Kuan Yew.

Amos Yee, 16, tampak diborgol di Pengadilan Negeri Singapura setelah ditahan Maret atas komentar-komentarnya di media sosial mengenai Lee, bapak pendiri Singapura modern, dan umat Kristen tak lama setelah kematian Lee pada usia 91 tahun.

Kasus Yee telah memicu kekhawatiran akan sensor dan kontrol sosial di pusat keuangan Asia tersebut dan mengundang kritikan dari para aktivis hak asasi manusia.

Ruang sidang penuh oleh pengunjung termasuk orangtuanya, seorang konselor anak muda yang telah menawarkan tebusan untuknya, serta Roy Ngerng, blogger Singapura lain yang terlibat dalam kasus pencemaran nama baik putra Lee, Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Yee dapat menghadapi hukuman tiga tahun penjara atas dakwaan melukai rasa kesukuan atau agama orang lain. Ia telah ditahan di penjara sejak tebusan ditetapkan minggu lalu sebesar S$30.000 ($22.610).

Ia juga didakwa berdasarkan Undang-undang Perlindungan Pelecehan yang baru-baru ini diberlakukan atas video YouTube yang banyak ditonton, yang memperlihatkan ia merayakan kematian Lee, yang meninggal Maret dan dikremasi menyusul upacarapemakaman negara.

Namun, penuntutan tidak berlanjut dengan dakwaan terakhir sampai setelah dua dakwaan pertama dituntaskan. Hal itu dapat diproses belakangan atau dihapuskan, menurut para pengacara.

Kasus Yee telah memicu debat panas di antara warga Singapura mengenai kebebasan berpendapat dan pendidikan. Beberapa pendukung Lee menunggu di luar dari pagi buta.

"Saya beragama Kristen, saya tidak tersinggung," ujar John Loh, 65. "Bahkan jika iya pun, saya akan memaafkannya."

XS
SM
MD
LG