Tautan-tautan Akses

Presiden Yoon: Aliansi Korsel-AS yang Kuat dan Berbasis Nuklir akan Segera Dibentuk


Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara saat konferensi pers dengan Presiden Joe Biden di Rose Garden Gedung Putih, 26 April 2023, di Washington. (Foto: AP)
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara saat konferensi pers dengan Presiden Joe Biden di Rose Garden Gedung Putih, 26 April 2023, di Washington. (Foto: AP)

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin (18/12) mengatakan “aliansi Korea Selatan dan AS yang kuat dan berbasis nuklir” akan segera dibentuk.

Berbicara pada rapat kabinet di mana ia membahas peluncuran rudal oleh Korea Utara baru-baru ini, Yoon mengatakan pertemuan Grup Konsultatif Nuklir yang kedua di Washington pekan lalu telah membuat Korea Selatan dan AS “ semakin dekat ke arah pembentukan sistem pencegahan terpadu.”

Dalam pertemuan kedua negara itu, mereka sepakat untuk memperbarui strategi pencegahan dan darurat nuklir mereka serta memasukkan skenario operasi nuklir dalam latihan militer bersama mereka pada musim panas mendatang, kata para pejabat di Seoul.

Badan konsultasi itu bertanggung jawab untuk berbagi informasi mengenai rencana operasi senjata nuklir dan strategis serta operasi bersama, meskipun AS akan tetap mempertahankan kontrol operasional atas senjata nuklirnya.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin (18/12) mengatakan “aliansi Korea Selatan dan AS yang kuat dan berbasis nuklir” akan segera dibentuk. (Foto: Ilustrasi via AP)
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin (18/12) mengatakan “aliansi Korea Selatan dan AS yang kuat dan berbasis nuklir” akan segera dibentuk. (Foto: Ilustrasi via AP)

Pembentukan kelompok itu merupakan bagian dari upaya AS untuk meredakan kekhawatiran Korea Selatan mengenai provokasi Korea Utara sambil mencegah Seoul mengupayakan program nuklirnya sendiri.

Yoon juga mengecam peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini dengan menyebut hal itu sebagai “tantangan serius” bagi keamanan Semenanjung Korea dan dunia.

Korea Utara hari Senin melakukan uji coba rudal balistik antarbenuanya yang pertama dalam lima bulan, kemungkinan senjata yang lebih maju dan tangkas, karena negara itu telah bertekad akan memberikan tanggapan kuat terhadap langkah AS dan Korea Selatan untuk meningkatkan rencana pencegahan nuklir mereka.

Militer Korea Selatan mengatakan rudal Korea Utara itu terbang sekitar 1.000 kilometer sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

Disebutkan pula bahwa rudal itu diluncurkan pada sudut yang lebih tinggi, tampaknya merupakan upaya untuk menghindari negara-negara tetangganya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengancam “tindakan lebih ofensif” untuk menyingkirkan apa yang disebutnya ancaman militer pimpinan AS setelah ia mengawasi uji coba rudal itu, lapor media pemerintah, Selasa.

Setelah menyaksikan peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-18 pada Senin lalu, Kim mengatakan uji coba itu menunjukkan bagaimana Korea Utara dapat menanggapi jika AS mengambil “keputusan yang keliru terhadapnya,” menurut kantor berita resmi Korea Utara KCNA.

Kim menekankan perlunya untuk “tidak pernah mengabaikan semua ancaman militer musuh yang ceroboh dan tidak bertanggung jawab … dan untuk menanggapi dengan kuat ancaman itu dengan tindakan yang lebih ofensif,” kata KCNA. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG