Tautan-tautan Akses

Polisi Rusia Simpulkan Navalny Tidak Diracun Tapi Alami Radang Pankreas


Politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny di Berlin, jerman, 6 Oktober 2020. (Foto: dok).
Politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny di Berlin, jerman, 6 Oktober 2020. (Foto: dok).

Sejumlah pejabat Rusia mengatakan, Jumat (6/11), masalah metabolisme dan radang pankreas merupakan penyebab kritikus Kremlin, Alexei Navalny, jatuh sakit Agustus lalu. Pernyataan itu bertentangan dengan temuan sejumlah laboratorium Eropa bahwa Navalny telah diracun.

Aktivis antikorupsi berusia 44 tahun itu jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia ke Moskow, dan kemudian dialihkan ke Jerman untuk menjalani pengobatan. Di Jerman, para ahli menyimpulkan Navalny diracun agen saraf Novichok yang dibuat Soviet.

Kantor Kementerian Dalam Negeri Rusia cabang Siberia mengatakan para dokter yang merawat Navalny selama dua hari sebelum ia diterbangkan ke Berlin mengonfirmasi diagnosis bahwa Navalny mengalami "gangguan metabolisme karbohidrat dan radang pankreas kronis".

Petugas keamanan berjaga di kantor Yayasan Alexei Navalny untuk Memerangi Korupsi di Moskow, Rusia, Kamis, 5 November 2020.
Petugas keamanan berjaga di kantor Yayasan Alexei Navalny untuk Memerangi Korupsi di Moskow, Rusia, Kamis, 5 November 2020.


"Diagnosis keracunan tidak dapat dikukuhkan," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataannya. Kantor itu juga mengatakan, bahwa zat beracun ditemukan pada pakaian Navalny, atau benda-benda yang dikumpulkan dari hotelnya, atau kafe di bandara di Siberia, di mana ia terlihat sebelum menempuh penerbangan.

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada beberapa pejabat tinggi Rusia terkait aksi peracunan tersebut. Uni Eropa mengatakan serangan dengan Novichok tidak dapat dilakukan tanpa keterlibatan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), kementerian pertahanan dan kantor Putin.

Navalny mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi bertanggung jawab atas aksi peracunan tersebut, sementara Kremlin membantah semua tuduhan bahwa mereka mungkin terlibat.

Kepala Badan Intelijen Asing Rusia (SVR), Sergei Naryshkin, mengatakan Jumat pagi bahwa negara-negara NATO berencana menggunakan pemimpin oposisi Rusia itu sebagai "pengorbanan suci" untuk mempertahankan suasana protes di negara itu.

Navalny menanggapi di Twitter dengan mengatakan bahwa sungguh "lucu" bahwa pernyataan kementerian dalam negeri dan wawancara Naryshkin dengan TV pemerintah dirilis pada hari yang sama. "Tampaknya negara-negara NATO berhasil meyakinkan saya untuk memulai diet maut," gurau Navalny.

Pada hari Kamis, polisi menggerebek kantor Navalny, Yayasan Anti-Korupsi (FBK), di Moskow. Mereka menyita sejumlah peralatan dan menuntut salah satu asisten Navalny, Ivan Zhdanov, dengan tuduhan menghina pengadilan.

Tuduhan tersebut kemungkinan terkait dengan kasus pencemaran nama baik yang dimenangkan oleh orang dekat Kremlin, Yevgeny Prigozhin, yang perusahaan kateringnya berusaha untuk menuntut ganti rugi masing-masing sebesar 29 juta rubel ($373.800) dari Navalny, sekutunya Lyubov Sobol, dan FBK.Navalny telah berjanji untuk kembali ke Rusia setelah pulih sepenuhnya di Jerman. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG