Tautan-tautan Akses

PM Kamboja Temui Presiden China, Tegaskan Hubungan yang Kian Erat


Perdana Menteri Kamboja Hun Sen berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 29 April 2019. (Foto: Madoka Ikegami via REUTERS)
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 29 April 2019. (Foto: Madoka Ikegami via REUTERS)

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Jumat (10/2), bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam kunjungan yang menegaskan hubungan yang semakin erat antara kedua negara Asia tersebut.

Kamboja adalah mitra diplomatik utama China. Negara itu membantu meredam kritik terhadap Beijing di ASEAN yang beranggotakan 10 negara, yang beberapa di antaranya terlibat dalam sengketa teritorial dengan China di Laut China Selatan.

Belum ada rincian yang segera dirilis tentang pertemuan di Wisma Negara Diaoyutai itu yang diadakan di tengah kunjungan tiga hari Hun Sen tersebut.

Hun Sen mengambil alih kekuasaan pada tahun 1998, dan dengan dukungan kuat China, telah menghilangkan semua ancaman demokrasi terhadap pemerintahannya, memberangus pers dan memenjarakan atau mengasingkan lawan politik dan kritikus.

Sebagai imbalannya, China memperoleh peran yang sangat besar dalam politik dan ekonomi Kamboja, seperti yang terlihat dalam banyak proyek, hotel, dan kasino yang didanai China.

Pada bulan Juni, China dan Kamboja memulai proyek perluasan pelabuhan angkatan laut yang telah menimbulkan kekhawatiran dari AS dan sejumlah negara lainnya bahwa hal itu dapat memberi Beijing pos terdepan militer yang penting secara strategis di Teluk Thailand.

Hun Sen pada 2019 dilaporkan memberi China hak untuk mendirikan pangkalan militer di Pangkalan Angkatan Laut Ream. Ia sendiri telah lama membantahnya, dengan mengatakan Konstitusi Kamboja melarang keberadaan fasilitas militer asing. [ab/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG