Tautan-tautan Akses

PM Irak Umumkan Pengunduran Diri


Perdana Menteri Irak, Adel Abdul-Mahdi, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan, Jumat, 29 November 2019. (Foto: dok).
Perdana Menteri Irak, Adel Abdul-Mahdi, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan, Jumat, 29 November 2019. (Foto: dok).

PM Irak Adel Abdul-Mahdi mengatakan ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada parlemen, di tengah-tengah berbagai protes mematikan yang telah berlangsung berpekan-pekan.

Pengumuman Abdul-Mahdi pada hari Jumat ini muncul setelah ulama tertinggi Syiah Irak menyerukan perubahan pemimpin di negara itu. Sedikitnya 400 orang telah tewas dan ratusan lainnya cedera sejak protes antipemerintah dimulai pada 1 Oktober lalu.

“Saya akan mengajukan kepada parlemen sebuah memorandum resmi pengunduran diri dari jabatan perdana menteri,” kata Abdul-Mahdi, menanggapi seruan ulama tersebut. Ia tidak merinci kapan ia akan meletakkan jabatan.

Sebelumnya pada hari Jumat, pada khotbah mingguannya, Ayatullah Agung Ali Al-Sistani mendesak parlemen Irak agar mempertimbangkan kembali dukungannya bagi pemerintah Abdul-Mahdi, di tengah-tengah meningkatnya kekerasan.

Pasukan keamanan Irak menggunakan peluru tajam terhadap demonstran yang sebagian besar tak bersenjata hari Kamis, menewaskan sedikitnya 40 orang dalam salah satu hari dengan korban tewas terbanyak sejak protes antipemerintah dimulai bulan lalu, kata para pejabat keamanan dan medis.

Sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 200 orang cedera sewaktu pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah demonstran yang telah memblokade jalan-jalan dan jembatan-jembatan penting di Nasiriyah, Irak Selatan.

Baghdad menyatakan telah mengirimkan pasukan militer untuk memulihkan ketertiban di Irak Selatan, di mana protes telah berkembang semakin kasar. Demonstran telah menduduki gedung-gedung dan jembatan-jembatan serta bentrok dengan pasukan keamanan, yang menggunakan gas air mata dan peluru tajam hampir setiap hari sejak protes dimulai.

Amnesty International mengecam kekerasan di Nasiriyah, menyebutnya sebagai pertumpahan darah.

Di Baghdad, pasukan keamanan menembak mati empat orang dan mencederai sedikitnya 22 lainnya, sementara demonstran berusaha menyeberangi Jembatan Ahrar, yang mengarah ke Zona Hijau, kompleks pusat pemerintahan Irak yang dijaga ketat.

Demonstran menutut diakhirinya korupsi oleh pemerintah dan apa yang mereka anggap sebagai meningkatnya pengaruh Iran dalam berbagai urusan Irak. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG