Para delegasi dari pihak Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan dari pihak pemimpin pemberontak Riek Machar berkumpul di Ethiopia untuk melangsungkan pembicaraan perdamaian dalam usaha mengakhiri kekerasan yang telah mengakibatkan lebih dari 1.000 orang tewas.
Wartawan Marthe van der Wolf, yang berada di Addis Ababa untuk meliput pembicaraan perdamaian, mengatakan kepada VOA bahwa pembicaraan baru akan dimulai paling cepat hari Kamis (2/1).
Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn menjadi penengah dalam perundingan antara wakil-wakil Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan pemimpin pemberontak Riek Machar.
Pertempuran berlanjut di Sudan Selatan sementara kedua pihak bersiap-siap untuk bertemu. Para pejabat, Rabu, mengatakan ada bentrokan-bentrokan baru antara pasukan pemerintah dan pasukan yang setia pada Machar di Bor, sebuah kota yang terletak sekitar 120 kilometer dari ibukota, Juba.
Pertumpahan darah di negara terbaru di dunia itu mulai pertengahan Desember ketika Kiir, dari suku Dinka, menuduh Maschar, dari suku Nuer, berusaha melakukan kudeta.
Amerika Serikat menyambut baik pembicaraan itu dan menyatakan lagi seruan akan pengakhiran segera pertempuran. Juru bicara Dewan Kemanan Nasional Caitlin Hayden mengatakan Amerika tidak akan membantu pihak yang berusaha merebut kekuasaan dan akan menuntut pertanggungjawaban para pemimpin atas perilaku pasukan mereka.
PBB mengatakan kekerasan telah mengakibatkan puluhan ribu orang sipil mengungsi dari rumah mereka.
Pertempuran terus belangsung Selasa di kota penting Bor, dimana tidak jelas siapa yang berkuasa.
Presiden Kiir dan Machar sama-sama berkomitmen untuk mengadakan pembicaraan perdamaian di Addis Ababa, yang ditengahi Otorita Antar Pemerintah Untuk Pembangunan (IGAD), sebuah blok regional Afrika Timur.
Wartawan Marthe van der Wolf, yang berada di Addis Ababa untuk meliput pembicaraan perdamaian, mengatakan kepada VOA bahwa pembicaraan baru akan dimulai paling cepat hari Kamis (2/1).
Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn menjadi penengah dalam perundingan antara wakil-wakil Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan pemimpin pemberontak Riek Machar.
Pertempuran berlanjut di Sudan Selatan sementara kedua pihak bersiap-siap untuk bertemu. Para pejabat, Rabu, mengatakan ada bentrokan-bentrokan baru antara pasukan pemerintah dan pasukan yang setia pada Machar di Bor, sebuah kota yang terletak sekitar 120 kilometer dari ibukota, Juba.
Pertumpahan darah di negara terbaru di dunia itu mulai pertengahan Desember ketika Kiir, dari suku Dinka, menuduh Maschar, dari suku Nuer, berusaha melakukan kudeta.
Amerika Serikat menyambut baik pembicaraan itu dan menyatakan lagi seruan akan pengakhiran segera pertempuran. Juru bicara Dewan Kemanan Nasional Caitlin Hayden mengatakan Amerika tidak akan membantu pihak yang berusaha merebut kekuasaan dan akan menuntut pertanggungjawaban para pemimpin atas perilaku pasukan mereka.
PBB mengatakan kekerasan telah mengakibatkan puluhan ribu orang sipil mengungsi dari rumah mereka.
Pertempuran terus belangsung Selasa di kota penting Bor, dimana tidak jelas siapa yang berkuasa.
Presiden Kiir dan Machar sama-sama berkomitmen untuk mengadakan pembicaraan perdamaian di Addis Ababa, yang ditengahi Otorita Antar Pemerintah Untuk Pembangunan (IGAD), sebuah blok regional Afrika Timur.
