Tautan-tautan Akses

Petani India Berunjuk Rasa Sambil Bakar Patung PM Modi


Para petani membawa bendera hitam mengendarai sepeda motor, mengiringi mobil yang menampilkan patung Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam unjuk rasa 'Hari Hitam' menandai enam bulan aksi protes reformasi pertanian di Amritsar, India, 26 Mei 2021. (NARINDER NANU / AFP)
Para petani membawa bendera hitam mengendarai sepeda motor, mengiringi mobil yang menampilkan patung Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam unjuk rasa 'Hari Hitam' menandai enam bulan aksi protes reformasi pertanian di Amritsar, India, 26 Mei 2021. (NARINDER NANU / AFP)

Petani-petani India membakar patung PM Narendra Modi dan mengibarkan bendera hitam pada hari Rabu (26/5) untuk memperingati enam bulan kampanye mereka menentang deregulasi pasar pertanian.

Para pejabat India telah mengimbau petani untuk membatalkan protes massal karena khawatir kegiatan ini akan menjadi salah satu ajang penyebaran virus secara besar-besaran, sementara catatan total kematian akibat COVID-19 di negara itu telah melampaui angka 300 ribu pada hari Senin (24/5).

Para petani membawa bendera hitam sambil meneriakkan slogan-slogan saat mereka membakar patung Perdana Menteri India Narendra Modi, ketua Reliance Industries Ltd Mukesh Ambani dan Ketua Grup Adani Gautam Adani, dalam memperingati 'Hari Hitam' yang menandai enam bulan protes reformasi pertanian di Amritsar, 26 Mei 2021. (AFP)
Para petani membawa bendera hitam sambil meneriakkan slogan-slogan saat mereka membakar patung Perdana Menteri India Narendra Modi, ketua Reliance Industries Ltd Mukesh Ambani dan Ketua Grup Adani Gautam Adani, dalam memperingati 'Hari Hitam' yang menandai enam bulan protes reformasi pertanian di Amritsar, 26 Mei 2021. (AFP)


Ketika ditanya mengenai keselamatan petani yang ikut dalam unjuk rasa itu, seorang pemimpin petani, Rakesh Tikait, mengatakan, protes mereka tidak sebesar yang diberitakan media. Jika pemerintah begitu khawatir mengenai keselamatan para petani, mengapa mereka tidak menarik undang-undang yang meresahkan mereka, sehingga mereka dapat segera kembali ke rumah masing-masing, lanjutnya.

Hampir sepertiga dari jumlah itu meninggal dalam tiga pekan ini sewaktu berlangsung gelombang kedua wabah yang dipicu oleh varian baru virus corona yang dideteksi di India, pertemuan politik dan keagamaan besar-besaran, serta berkurangnya kewaspadaan masyarakat, kata para pejabat dan pakar kesehatan.

Negara di Asia Selatan itu kini mencatat 27,16 juta kasus virus corona, dengan total kematian mencapai 311.388, menurut data kementerian kesehatan pada hari Rabu. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG