Tautan-tautan Akses

Persaingan Kubu Kampanye Trump dan Clinton Memanas


Kandidat Capres AS Hillary Clinton dan Donald Trump saling mengejek dalam kampanye mereka masing-masing (foto: dok).
Kandidat Capres AS Hillary Clinton dan Donald Trump saling mengejek dalam kampanye mereka masing-masing (foto: dok).

Persaingan antara kubu kampanye Donald Trump dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat semakin sengit menjelang pemilihan dini beberapa negara bagian tanggal 7 Juni mendatang.

Hari Selasa (24/5) Donald Trump berkampanye di kota Albuquerque, New Mexico. Ia langsung mengecam saingannya Hillary Clinton.

"Hillary sedang kesulitan. Ia banyak penyokong yang membawakan suaranya," ejek Trump.

Komentarnya itu langsung mengundang protes dari peserta kampanye di dalam gedung yang dibalas Trump dengan mengusir pemrotes itu.

Trump juga menggunakan kampanyenya Selasa malam di Albuquerque, untuk membalas kecaman Clinton yang menuduhnya menentang program perumahan.

Trump mengatakan Clinton memasang iklan TV yang menggambarkan dirinya menentang program perumahan, karena ingin harga rumah jatuh dan ingin membelinya dengan harga murah.

Iklan itu juga menyertakan komentar Trump dari masa lalu di mana Trump mengatakan jika harga rumah turun, ia berpeluang untuk membelinya. Trump membela diri bahwa sebagai pebisnis sudah tentu hal seperti itu akan dilakukannya.

Di luar gedung para demonstran yang menentang Trump rusuh dengan membakar baju, botol plastik, melempar polisi dan meruntuhkan barikade. Polisi kemudian menanggapi dengan melepaskan semprotan dan granat asap untuk membubarkan para demonstran itu.

Sementara itu di Riverside, California, Hillary Clinton mengingatkan pendukungnya mengenai ucapan-ucapan Trump yang menyinggung dan merendahkan.

Clinton mengatakan, "Kita terkejut jika mendengar apa yang dikatakan oleh Trump, dan ucapan itu harus dipertimbangkan secara serius, awalnya mungkin ucapannya kedengarannya lucu tetapi sekarang menjadi sangat memprihatinkan."

Tapi Clinton yakin para pemilih Amerika tidak akan semudah itu percaya pada ucapan Trump.

Clinton menambahkan, Trump bisa terus mempermalukan dan mencari kambing hitam, merendahkan serta mengejek orang, tapi para pemilih Amerika jauh lebih cerdas dan tidak mempercayai ucapan-ucapan Trump.

Seperti halnya Trump, kampanye Clinton malam itu juga diwarnai protes dari demonstran. [my/jm]

XS
SM
MD
LG