Tautan-tautan Akses

Perpustakaan Jalanan Semarakkan Ramadan di Irak


Salah satu perpustakaan mobil keliling di Baghdad, Irak (foto: ilustrasi).
Salah satu perpustakaan mobil keliling di Baghdad, Irak (foto: ilustrasi).

Sekelompok pemuda di kota Basra, Irak, berusaha menghidupkan suasana Ramadan dengan membuka sebuah perpustakaan gratis di udara terbuka pada malam hari. Warga kota itu, terutama para penggemar buku, menyambut baik prakarsa tersebut.

Wabah virus corona yang terus merebak di Irak membuat banyak warga memilih untuk menghabiskan waktu di tempat-terbuka pada malam hari, bukan duduk, makan dan mengobrol di dalam restoran atau di rumah sanak kerabat seusai tarawih.

Keluarga Irak menunggu saat berbuka puasa di Basra, Irak, 6 Juli 2014. (Foto: dok).
Keluarga Irak menunggu saat berbuka puasa di Basra, Irak, 6 Juli 2014. (Foto: dok).

Mereka meninggalkan kebiasaan pada malam-malam Ramadan itu sebagai wujud kepatuhan terhadap kebijakan penanggulangan pandemi.

Fenomena baru itu menggugah sekelompok pemuda di kota Basra untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Mereka membuka perpustakaan terbuka di pinggir jalan dekat sebuah pantai, yang koleksi bukunya bisa dinikmati siapapun, yang berlalu lalang di sekitar lokasi.

Thaeir Yassin (17 tahun), salah satu pemuda yang ikut menggagas perpustakaan jalanan itu, mengatakan, “Kami adalah sekelompok anak muda yang memutuskan untuk membuka perpustakaan gratis di tempat khusus ini, di dekat patung penyair Irak terkemuka Badr Shakir al-Sayyab. Kami memilih tempat ini karena memang bagus untuk duduk dan membaca.”

Warga Irak mencari buku-buku yang djual murah di jalanan untuk disumbangkan ke perpustakaan (foto: ilustrasi).
Warga Irak mencari buku-buku yang djual murah di jalanan untuk disumbangkan ke perpustakaan (foto: ilustrasi).

Kelompok pemuda yang menamakan diri mereka Basra Young Volunteers membuka perpustakaan itu dengan tujuan meningkatkan minat baca. Sejauh ini mereka hanya menawarkan sekitar 250 buku. Buku-buku koleksi pribadi para anggota kelompok itu menyorot berbagai isu sosial, ekonomi, politik, dan hukum. Mereka juga memiliki beberapa buku kumpulan puisi.

Hamza Mehdi, warga Basra, menyambut kehadiran perpustakaan gratis ini. "Menurut saya ini ide bagus. Terus terang ini kegiatan yang lebih baik daripada merokok shisha atau berkeliaran di jalanan dengan sepeda motor. Sungguh menyenangkan jika seseorang bisa menghabiskan lima menit waktunya untuk membaca, misalnya membaca sebuah puisi."

Majed Mahmoud, penulis Irak ternama, tergugah dengan prakarsa para pemuda itu.

“Memamerkan buku di hadapan para pejalan kaki, di tempat-tempat umum dan jalan-jalan, merupakan gagasan yang kreatif. Kegiatan ini memiliki manfaat budaya karena memotivasi orang-orang untuk membaca dan memiliki buku daripada harus pergi ke perpustakaan-perpustakaan resmi. Apalagi tidak banyak perpustakaan di Basra. Anak-anak muda ini membawa buku mereka ke jalan, dan sebagai hasilnya, ini adalah inisiatif budaya yang baik," komentarnya.

Hassan Ali Mohammed, warga Basra, juga bangga dengan prakarasa Basra Young Volunteers.

"Saat ini kita memang membutuhkan ini, selama masa-masa kelam krisis virus corona, dan selama bulan suci Ramadhan. Orang-orang membutuhkan pendidikan, dan bacaan. Kegiatan ini meningkatkan kesadaran tentang arti buku yang sebenarnya." [ab/uh]

XS
SM
MD
LG