Banyak perempuan di berbagai penjuru Meksiko mogok kerja, Senin (10/3) untuk menuntut perhatian terhadap kekerasan tidak terkendali yang mereka hadapi sehari-hari.
Aksi mogok yang disebut “A Day Without Us” atau “Sehari Tanpa Kami” itu membuat kereta-kereta bawah tanah, kantor, sekolah dan lembaga-lembaga pemerintah di Mexico City dan tempat lainnya praktis kosong. Aksi mogok ini melampaui protes besar-besaran hari Minggu (9/3) di ibukota Meksiko untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Protes hari Minggu ditandai oleh kekerasan sporadis, sewaktu demonstran melemparkan bom molotov ke arah pintu-pintu istana nasional.
Para penyelenggara memanfaatkan protes hari Minggu dan aksi mogok keesokan harinya untuk membuat negara memusatkan perhatian pada meningkatnya femisida, pembunuhan disengaja terhadap perempuan dewasa dan anak-anak, yang mengkhawatirkan. Femisida menjadi semakin menonjol karena budaya Meksiko yang didominasi kaum lelaki. Statistik menunjukkan rata-rata 10 perempuan Meksiko dibunuh setiap hari. [uh/ab]