Tautan-tautan Akses

Pendiri Huawei Tidak Hiraukan Perintah AS Soal Larangan Penjualan


Gedung kantor Huawei di pusat penelitian dan pengembangannya di Dongguan, provinsi Guangdong, China selatan. (Foto: dok).
Gedung kantor Huawei di pusat penelitian dan pengembangannya di Dongguan, provinsi Guangdong, China selatan. (Foto: dok).

Pendiri perusahaan telekomunikasi raksasa Huawei mengesampingkan keputusan Amerika untuk memasukkan perusahaannya dalam daftar hitam karena alasan Huawei mengancam keamanan nasional Amerika.

Dalam serangkaian wawancara dengan berbagai media pemerintah hari Selasa (21/5), Ren Zhengfei mengatakan tindakan pemerintahan presiden Amerika Donald Trump itu meremehkan kemampuan nyata perusahaannya untuk terus beroperasi dan mengembangkan generasi mendatang teknologi ponsel yang secara umum disebut 5G.

Perintah pekan lalu itu akan membatasi transfer perangkat keras, perangkat lunak dan layanan Huawei pada masa mendatang, yang kemungkinan akan membatasi ekspansi perusahaan China itu secara global dan upaya-upayanya untuk mengambil alih posisi perusahaan Korea Selatan Samsung sebagai produsen ponsel pintar terbesar di dunia.

Produsen ponsel pintar terbesar kedua di dunia ini mengalami pukulan besar hari Senin, sewaktu mesin pencari Amerika, Google, mengumumkan akan melarang Huawei mendapat akses ke sistem operasi Android yang populer, untuk memenuhi perintah larangan itu.

Layanan Google telah dilarang di China. Para analis menyatakan dampak pembatasan penjualan teknologi itu mungkin lebih banyak pada penjualan internasional Huawei, membuat ponselnya kurang menarik bagi para pelanggan jika mereka tidak memiliki fitur-fitur Google. Tahun lalu, Huawei menjual hampir separuh produksi 208 juta ponsel pintarnya ke luar negeri, dan selebihnya di China.

Departemen Perdagangan Amerika hari Senin memberi Huawei lisensi berjangka 90 hari untuk terus menyediakan pembaruan perangkat lunak bagi ponsel Huawei dan memelihara jejaringnya yang ada sekarang ini. [uh]

XS
SM
MD
LG