Seorang pemimpin pemberontak pro-Rusia dilantik sebagai pemimpin sebuah republik rakyat yang memproklamirkan diri sendiri di Ukraina Timur hari Selasa (4/11), menyusul pemilu yang dianggap Kyiv sebagai tidak sah.
Pelantikan Alexander Zakhachenko sebagai pemimpin Republik Rakyat Donetsk akan memperburuk pertikaian dengan Ukraina yang bentrokan kekerasannya telah menewaskan 4.000 orang sejak April.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengadakan pembicaraan dengan para pejabat keamanannya hari Selasa untuk mempertimbangkan tanggapan terhadap pemilu hari Minggu tersebut, yang diadakan di Donetsk dan Luhansk, wilayah-wilayah berbahasa Rusia.
Dalam penampilannya di televisi hari Senin, Presiden Poroshenko menyebut pemilu itu sandiwara palsu yang melanggar gencatan senjata yang dicapai dengan pemberontak September lalu.
Poroshenko juga mengatakan ia berencana untuk membatalkan bagian-bagian dari rencana perdamaian yang tadinya hendak menawarkan suatu otonomi bagi daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.
PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa semuanya menolak pemilu itu dan mengatakan mereka tidak akan mengakui hasilnya.
Hari Selasa, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut pemilu itu disesalkan dan kontra-produktif , dan mengatakan bahwa situasi di Ukraina masih sangat memprihatinkan.
