Tautan-tautan Akses

Pemilihan Pendahuluan di New Hampshire Mungkin Hasilkan Kejutan 


Sebuah kendaraan diparkir di luar markas Tim Kampanye Trump New Hampshire di kota Manchester, NH.
Sebuah kendaraan diparkir di luar markas Tim Kampanye Trump New Hampshire di kota Manchester, NH.

Carolyn Presutti dari VOA melaporkan dari New Hampshire tentang bagaimana “Negara Bagian Granit” itu dapat mengubah semua kalkulasi politik pada hari Selasa ini.

New Hampshire, negara bagian kecil di Amerika Serikat bagian Timur Laut, mengadakan pemilihan pendahuluan presiden pada hari Selasa (23/1). Negara bagian tersebut, yang bangga dengan kebebasannya dan bisa menciptakan kekacauan dalam pemilihan, menjadi semakin menarik dengan berita hari Minggu bahwa Gubernur Florida Ron DeSantis menghentikan kampanyenya, sehingga kontes ini hanya akan diikuti oleh dua kandidat Partai Republik.

Sesuatu yang tidak Anda sangka dan dengar beberapa jam sebelum pemilihan pendahuluan presiden. Tetapi New Hampshire adalah negara bagian yang unik, di mana nama Presiden Joe Biden tidak tercantum dalam kartu suara hari Selasa ini. Ini merupakan langkah yang diambil oleh para pemimpin Partai Demokrat di tingkat nasional, dan untuk sebagian orang seperti Kathy Sullivan, mantan ketua Partai Demokrat negara bagian itu dianggap sebagai sebuah penghinaan.

“Orang-orang mengatakan kita akan mengesampingkan hal itu dan kita akan mendukung Joe Biden karena kita semua tahu Donald Trump akan menjadi calon presiden dan hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan demokrasi adalah menghentikan Donald Trump.”

Ray Buckley memimpin Partai Demokrat New Hampshire, tetapi Biden tidak akan mendapatkan suaranya hari Selasa ini.

“Sejak saya terpilih sebagai ketua, saya sudah menulis surat kepada mantan Presiden Jimmy Carter setiap kali untuk menunjukkan bahwa saya sepenuhnya tidak memihak.”

Buckley telah memilih presiden petahana dari Partai Demokrat pada masa lalu. Tapi kali ini dia mengatakan, “Kami kaget dan tercengang.”

Komite Nasional Demokrat (Democratic National Committee/NDC) menurunkan New Hampshire dari posisi bersejarahnya sebagai negara bagian pertama (yang mengadakan pemilihan pendahuluan) dan mengalihkannya ke South Carolina, dengan pemilihnya yang lebih beragam. Walaupun marah, para pejabat partai di negara bagian itu tetap menjadwalkan pemilihan pendahuluan, dan para pendukung Biden memulai kampanye agar para pemilih tetap menuliskan nama Biden di surat suara.

Di pihak Partai Republik, ada drama yang berbeda. Walaupun cuaca berangin, minus 10 derajat Celcius, di tempat kampanye terlihat antrean panjang, empat jam sebelum acara Donald Trump.

Derek Levine adalah salah seorang yang berada pada barisan panjang tersebut. “Kami menyukai Trump. Dia berjuang untuk kami.”

Sementara Dee Boisvert, seorang pendukung Trump lainnya menimpalinya, “Berapa banyak perang yang kita alami ketika dia (Trump) menjadi presiden? Semua orang senang, semua orang menghasilkan uang.”

Mantan Presiden Donald Trump menarik massa dalam rapat-rapat umum dan dia memperoleh dukungan sedikit di atas 50% pemilih di New Hampshire. Sementara mantan Duta Besar AS Nikki Haley mendapat suara 35% dalam jajak pendapat harian Boston Globe.

Denise Montminy adalah seorang pemilih di New Hampshire yang belum memutuskan pilihannya. Mengenai Trump, dia menegaskan, “Dia perlu mempengaruhi saya, jadi saya berpikiran terbuka terhadap apa pun yang dia katakan.”

Seperti Denise Montminy, banyak orang yang ingin memilih Haley adalah pemilih independen atau Demokrat yang dapat memberikan suara pada surat suara Partai Republik di negara bagian ini.

Momentum Baru bagi Trump Pasca Pemilihan Iowa
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:57 0:00

Isaac Geer adalah seorang pemilih independen. “Saya ingin mendengar retorika yang tidak terlalu agresif dari Haley terkait sikapnya terhadap Ukraina dan konflik Israel-Palestina.”

Para analis mengatakan Partai Republik di New Hampshire, terutama kelompok konservatif yang menekankan pendanaan publik pada pajak yang rendah dan pemerintahan kecil, bisa menjadi kesempatan terakhir Haley untuk menghentikan Trump.

Chris Galdieri, seorang guru besar politik di St. Anselm College, mengatakan bahwa kemungkinan Haley bisa mengalahkan Trump di negara bagian New Hampshire mungkin kecil. Galdieri juga tidak melihat banyak negara bagian lain di mana Haley kemungkinan unggul atas Trump.

Pada Selasa (23/1) malam waktu setempat, warga Amerika akan mengetahui apakah para pemilih di New Hampshire memberikan kejutan. [lt/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG