Tautan-tautan Akses

Pejabat: Keberadaan Pelaku Serangan Kelab Malam Turki Sudah Diketahui


Anggota pasukan keamanan khusus Turki melakukan patroli di dekat lokasi klub malam Reina pasca serangan hari Tahun Baru, di Istanbul, 4 Januari 2017. (AP Photo/Emrah Gurel)
Anggota pasukan keamanan khusus Turki melakukan patroli di dekat lokasi klub malam Reina pasca serangan hari Tahun Baru, di Istanbul, 4 Januari 2017. (AP Photo/Emrah Gurel)

Pihak berwenang yakin tersangka, yang namanya belum diumumkan, masih berada di Turki, meskipun mereka tidak mengesampingkan sama sekali kemungkinan bahwa ia telah lari setelah melakukan serangan Tahun Baru itu.

Polisi Turki akan segera dapat menangkap lelaki bersenjata yang membunuh 39 orang di sebuah kelab malam di Istambul. Seorang pejabat senior mengatakan hari Kamis (5/1) kemungkinan lokasi dan kontak tersangka sudah diketahui.

Wakil Perdana Menteri Veysi Kaynak mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa lelaki yang melakukan serangan di kelab malam mewah Reina itu mungkin berasal dari etnis minoritas Muslim Uighur China dan anggota sebuah sel teroris yang telah dilatih secara khusus.

Pasukan keamanan telah mengetahui identitas, kemungkinan keberadaan, dan kontak-kontak tersangka. Menurut Kaynak, dapat dikatakan bahwa lingkaran pencarian sudah semakin kecil.

Kaynak mengatakan pihak berwenang yakin tersangka, yang namanya belum diumumkan, masih berada di Turki, meskipun mereka tidak mengesampingkan sama sekali kemungkinan bahwa ia telah lari setelah melakukan serangan Tahun Baru itu.

“Karena tindakan-tindakan sudah diambil di bandara-bandara, meskipun kemungkinan lain tidak dapat dikesampingkan sama sekali, kami yakin tersangka masih ada di wilayah Turki,” tambahnya.

Pernyataan itu diberikan beberapa jam setelah polisi melakukan penggerebekan-penggerebekan lagi untuk mencari tersangka dan menanyai beberapa orang di sebuah kompleks perumahan di luar kota Istambul.

Kantor berita resmi Amadolu melaporkan polisi dan tim operasi khusus telah menahan sejumlah warga etnis Uighur dalam penggerebekan itu. Ditambahkan, mereka ditahan atas tuduhan membantu tersangka melaksanakan aksinya.

Sekurang-kurangnya 39 orang lain, termasuk 11 perempuan, sudah ditahan karena diduga terkait dengan serangan itu.

Kelompok militan ISIS telah menyatakan bertanggungjawab, dan mengatakan bahwa serangan itu merupakan balasan atas operasi militer yang dilancarkan Turki di Suriah utara. Sebagian besar korban dalam serangan di kelab malam itu adalah warga asing dari Timur Tengah.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan oleh ISIS atau militan Kurdi yang mengguncang Turki sejak musim panas 2015.

Hari Kamis, dua orang terduga militan Kurdi melepaskan tembakan ke arah polisi yang menghentikan mereka di sebuah pos pemeriksaan di kota Izmir, Turki bagian barat, sebelum meledakkan mobil yang penuh bahan peledak. Seorang polisi dan seorang pegawai pengadilan tewas dalam insiden itu. Kedua penyerang juga ditembak tewas.

Gubernur Izmir Erol Ayyildiz mengatakan indikasi awal mengarah ke Partai Pekerja Kurdi, PKK, yang kembali mengangkat senjata setelah gencatan yang rapuh ambruk tahun 2015.

Pelaku serangan kelab malam itu kabarnya melarikan diri dengan taksi setelah melakukan aksinya. Media Turki memasang gambar-gambar tersangka, termasuk sebuah video selfie yang diambil di Lapangan Taksim, Istambul.

Pengamanan di sekitar Istambul dan pos-pos perbatasan serta bandara untuk mencegah tersangka lolos dari Turki.

Wakil perdana menteri lain, Numan Kurtulmus mengatakan dalam wawancara dengan harian Huriyet bahwa “dinas intelijen asing” mungkin berada di balik serangan itu mengingat bahwa pelaksanaan serangan tampak profesional.

“Menurut pendapat saya, mustahil tersangka dapat melancarkan serangan seperti itu tanpa dukungan. Tampaknya seperti dinas rahasia. Semua hal akan dikaji,” Hurriyet mengutip Kurtulmus mengatakan dalam wawancara yang dimuat dalam edisi hari Kamis itu.

Sekelompok yang terdiri dari sekitar 20 tersangka juga ditahan hari Rabu dalam razia polisi di Izmir. Menurut Anadolu, mereka berasal dari republik Dagestan, Rusia, yang mayoritas populasinya Muslim, warga minoritas Muslim Uighur, dan dari Suriah.

Mereka diyakini pernah tinggal bersama tersangka di sebuah rumah persembunyian ISIS di Konya, Turki tengah. Sekitar 20 anak-anak yang tanggal bersama para tersangka itu juga dibawa ke kantor polisi. [ds]

Recommended

XS
SM
MD
LG