Tautan-tautan Akses

PBB Peringatkan ‘Konsumsi Berlebihan’ Kuras Air Dunia


Warga mencuci pakaian di sungai yang tercemar di Cikarang, Jawa Barat (foto: dok). Sebagian besar saluran air di Jabodetabek dan sekitarnya tercemar, menyebabkan masih banyak warga yang kekurangan akses terhadap air bersih.
Warga mencuci pakaian di sungai yang tercemar di Cikarang, Jawa Barat (foto: dok). Sebagian besar saluran air di Jabodetabek dan sekitarnya tercemar, menyebabkan masih banyak warga yang kekurangan akses terhadap air bersih.

Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Rabu (22/3) membuka konferensi pertama tentang keamanan air dalam hampir setengah abad, dengan seruan kepada pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk mengelola dengan lebih baik salah satu sumber daya bersama umat manusia ini.

Seperempat populasi dunia bergantung pada air minum yang tidak terjamin kebersihannya sementara setengahnya kekurangan air untuk sanitasi mendasar, kata PBB. Sementara itu, hampir tiga perempat bencana baru-baru ini terkait dengan air.

“Kita menguras sumber kehidupan manusia melalui konsumsi air yang berlebihan dan penggunaan yang tidak berkelanjutan, dan menguapkannya melalui pemanasan global,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Memastikan akses ke air minum bersih dan sanitasi adalah bagian dari daftar 17 hal yang harus dilakukan PBB untuk pembangunan berkelanjutan, di samping mengakhiri kelaparan dan kemiskinan, mencapai kesetaraan gender, dan mengambil tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.

Meskipun konferensi tiga hari yang dimulai hari Rabu (22/3) di New York tidak dimaksudkan untuk menghasilkan kesepakatan yang mengikat seperti pertemuan iklim di Paris pada tahun 2015, atau perlindungan alam di Montreal pada tahun 2022, Guterres mengatakan peristiwa ini harus “menghasilkan Agenda Aksi Air yang berani, yang selayaknya memberikan komitmen pada sumber kehidupan dunia ini.”

Agenda tersebut bertujuan untuk membangun komitmen sukarela dari negara-negara dan perwakilan sektor, serta menciptakan “momentum politik.”

“Pemerintah-pemerintah harus mengembangkan dan menerapkan rencana yang memastikan akses air secara adil bagi semua orang sambil melestarikan sumber daya yang berharga ini. Saya juga menyerukan kepada negara-negara untuk bekerja sama lintas batas untuk bersama-sama mengelola air,” kata Guterres.

Sementara itu, untuk menandai Hari Air Internasional, Paus Fransiskus hari Rabu mengimbau agar pemborosan dan penyalahgunaan air tidak dilakukan.

Mengutip Santo Fransiskus dari Assisi Laudato Sì, Paus Fransiskus mengajak umat beriman untuk mendoakan keberhasilan Konferensi Air PBB yang berlangsung di New York.

“Saya berharap acara penting ini akan mempercepat inisiatif yang mendukung mereka yang menderita kelangkaan air dan aset utama ini. Air tidak dapat menjadi objek pemborosan atau penyalahgunaan atau alasan perang, tetapi harus dilestarikan untuk kepentingan kita dan generasi mendatang,” ujar Paus.

Seorang perempuan dan anak-anaknya membersihkan piring di samping sampah plastik di tepi Sungai Nil di Kairo, Mesir (foto: dok). Sungai Nil yang melintasi beberapa negara sering menjadi sumber sengketa lintas batas.
Seorang perempuan dan anak-anaknya membersihkan piring di samping sampah plastik di tepi Sungai Nil di Kairo, Mesir (foto: dok). Sungai Nil yang melintasi beberapa negara sering menjadi sumber sengketa lintas batas.

Amerika Serikat telah menjanjikan $49 miliar untuk ketahanan air di Amerika dan seluruh dunia.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyampaikan pengumuman itu Rabu menjelang Konferensi Air PBB 2023 di New York.

“Dengan bangga saya umumkan bahwa Amerika Serikat menyediakan $49 miliar untuk investasi air dan sanitasi yang setara dan berketahanan iklim di dalam negeri dan di seluruh dunia. Investasi ini akan membantu menciptakan lapangan kerja, mencegah konflik, menjaga kesehatan masyarakat, mengurangi risiko kelaparan, serta memungkinkan kita menanggapi perubahan iklim dan bencana alam,” ujarnya.

Laporan Pengembangan Air Dunia PBB 2023, yang diterbitkan Selasa menjelang konferensi besar pertama PBB tentang air mengatakan 26% populasi dunia tidak memiliki akses ke air minum yang bersih dan 46% tidak memiliki akses ke sanitasi dasar.

Laporan itu juga memberikan gambaran tentang kesenjangan besar yang perlu diatasi untuk memenuhi tujuan PBB guna memastikan semua orang memiliki akses ke air bersih dan sanitasi pada tahun 2030.

Penulis utama laporan tersebut, Richard Connor, mengatakan perkiraan biaya untuk mencapai tujuan tersebut antara $600 miliar dan $1 triliun per tahun.

Suara-suara lain tentang masalah ini termasuk dari para ilmuwan, ekonom, dan pakar kebijakan dalam Komisi Global untuk Ekonomi Air, yang telah mengeluarkan rekomendasi, termasuk menghapus subsidi pertanian dan air sekitar $700 miliar yang katanya merusak lingkungan.

PBB Peringatkan Konsumsi Air Berlebihan Kuras Air Dunia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:33 0:00

Kelompok tersebut, yang dibentuk oleh pemerintah Belanda, salah satu tuan rumah konferensi minggu ini, juga mendukung kemitraan antara lembaga-lembaga pembiayaan pembangunan dan investor swasta untuk memperbaiki sistem air.

Tanggal 22 Maret adalah Hari Air Sedunia PBB, yang diperingati setiap tahun sejak 1993 untuk meningkatkan kesadaran tentang akses ke air bersih dan sanitasi. Menurut PBB, satu dari empat orang – atau sekitar dua miliar orang di seluruh dunia – kekurangan air minum yang aman dan 1,4 juta orang meninggal setiap tahun karena berbagai penyakit yang berhubungan dengan air, sanitasi, dan kebersihan yang buruk. [lt/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG