Tautan-tautan Akses

PBB: Hampir 12 Juta Orang Terkena Dampak Topan Haiyan


Para korban topan Haiyan berebut bantuan makanan dan minuman yang dibagikan oleh helikopter militer AS (18/11).
Para korban topan Haiyan berebut bantuan makanan dan minuman yang dibagikan oleh helikopter militer AS (18/11).

Meskipun bantuan kini mulai mencapai beberapa daerah terpencil, pihak berwenang di Filipina masih menemui kesulitan untuk mengirim bantuan secara teratur kepada korban topan Haiyan.

Di Filipina, pihak berwenang mulai menyadari secara lebih baik kerusakan dahsyat pasca badai Haiyan, karena lebih banyak tim tanggap darurat bencana yang tiba di daerah-daerah pedalaman. Mereka telah menghitung bahwa lebih dari satu juta rumah dan 3.200 sekolah pemerintah hancur.

Meskipun bantuan kini mulai mencapai beberapa daerah terpencil, pihak berwenang masih menemui kesulitan untuk mengirim bantuan secara teratur. Badan Urusan Kemanusiaan PBB – UNOCHA – mengatakan hampir 12 juta orang terkena dampak badai super Haiyan yang menghantam kawasan di Filipina Tengah.

Dalam penjelasan singkat di Manila, juru bicara Badan PBB Urusan Koordinator Masalah Kemanusiaan UNOCHA Orla Fagan mengatakan, sejak hantaman badai 11 hari lalu, lebih banyak bantuan kini diterima warga. Tetapi ini masih merupakan tugas yang sangat besar.

“Ini sangat luar biasa. Ada sekitar 10-12 juta orang yang harus dibantu. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Belgia. Ini benar-benar upaya kolosal dan setiap orang bekerja habis-habisan,” kata Fagan.

PBB menyampaikan tiga keprihatinan terhadap infrastruktur utama yang mengganggu operasi penyelamatan dan pemulihan, yaitu kurangnya aliran listrik, buruknya komunikasi dan parahnya kondisi jalan sehingga sulit memperoleh BBM.

Menurut data terbaru dari kantor Pertahanan Sipil Filipina, lebih dari sepuluh propinsi masih mengalami pemadaman listrik, Pulau Leyte dan Samar in bagian timur masih gelap gulita. Pemerintah harus memperbaiki – atau dalam beberapa hal mengganti – sekitar 570 menara transmisi listrik yang roboh dan tujuh stasiun pembantu.

Sejumlah jalan telah dibersihkan dari reruntuhan dan jalan-jalan raya umumnya bisa dilalui truk-truk berat.

Cara utama pemerintah Filipina mendistribusikan bantuan pangan ke kota-kota yang paling parah dilanda badai di Leyte dan Samar adalah lewat jalan darat. Tetapi ketika produksi paket-paket pangan di Manila meningkat pada akhir pekan lalu, jelas tampak kurangnya sarana transportasi untuk mengirim bantuan tersebut.

Menteri Urusan Transportasi Filipina Joseph Emilio Abaya mengatakan tidak cukup truk untuk melakukan empat perjalanan bolak-balik guna memenuhi rencana pemerintah untuk mengirim bantuan pangan bagi 150 ribu keluarga setiap hari. Ia mengatakan pemerintah kini beralih melakukan pengiriman dengan kontainer dengan menggunakan kapal-kapal yang bersandar di dermaga-dermaga Manila.

Kepala Badan PBB Urusan Pengungsi UNHCR di Filipina Bernard Kerblat hari Senin mengatakan masalah distribusi bantuan masih belum terpecahkan. Ia menambahkan beberapa badan masih menghadapi masalah koordinasi dengan bantuan internasional yang menurutnya lambat bergerak di luar propinsi Cebu di Filipina Tengah, Cebu telah dijadikan sebagai lokasi pusat bantuan internasional.

Recommended

XS
SM
MD
LG