Tautan-tautan Akses

PBB akan Gelar Pertemuan Pertama tentang Potensi Ancaman AI terhadap Perdamaian Dunia


Foto ilustrasi yang menunjuukan huruf AI yang menandakan istilah kecerdasan buatan terpampang pada sebuah motherboard komputer. Foto diambil pada 23 Juni 2023. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)
Foto ilustrasi yang menunjuukan huruf AI yang menandakan istilah kecerdasan buatan terpampang pada sebuah motherboard komputer. Foto diambil pada 23 Juni 2023. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)

Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan pertama tentang potensi ancaman kecerdasan buatan (AI) terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Inggris, yang melihat potensi yang luar biasa, namun juga risiko besar tentang kemungkinan penggunaan AI untuk senjata otomatis atau pengendalian senjata nuklir.

Duta Besar Inggris Barbara Woodward, pada hari Senin (3/7), mengumumkan pertemuan tanggal 18 Juli mendatang sebagai inti dari kepresidenan Inggris pada dewan keamanan bulan ini. Pertemuan itu akan mencakup pengarahan oleh pakar AI internasional dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang bulan lalu memperingatkan atas bentuk AI paling canggih yang "mengganggu" dari para penciptanya.

“Para ilmuwan dan pakar telah meminta dunia untuk bertindak, menyatakan AI sebagai ancaman keberadaan bagi umat manusia yang setara dengan risiko perang nuklir,” kata Guterres.

Guterres mengumumkan rencana untuk menunjuk dewan penasehat bidang kecerdasan buatan pada bulan September untuk mempersiapkan prakarsa yang bisa diambil oleh PBB. Ia juga mengatakan, akan mendukung pembentukkan badan baru PBB soal AI dan menyarankan Badan Energi Atom Internasional, yang dibentuk berdasar pada pengetahuan dan memiliki beberapa kekuatan regulasi, sebagai contoh organisasi yang dapat diikuti.

Woodward mengatakan, pertemuan akan memulai diskusi tentang implikasi AI, yang akan diikuti dengan KTT yang diselenggarakan di Inggris akhir tahun ini.

Ia menambahkan Inggris ingin mendorong "pendekatan multilateral untuk menangani peluang besar dan risiko yang dimiliki kecerdasan buatan bagi kita semua," dan menekankan bahwa "hal tersebut akan membutuhkan upaya global."

Pada bulan Mei, kepala bidang kecerdasan buatan dari perusahaan yang membuat ChatGPT mengatakan kepada Senat AS bahwa intervensi pemerintah akan sangat penting untuk memitigasi risiko dari meningkatnya sistem AI yang yang sangat kuat, seraya mengatakan bahwa kemajuan teknologi yang tercipta juga membuat orang-orang merasa khawatir akan bagaimana hal itu akan mengubah hidup mereka. Ia menambahkan pihak perusahaan juga khawatir akan hal itu. [ps/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG