Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin G20 Akan Bahas Krisis Kemanusiaan di Afghanistan


Menlu Italia Luigi Di Maio saat menghadiri KTT G20 di Matera, 29 Juni 2021. (REUTERS/Yara Nardi)
Menlu Italia Luigi Di Maio saat menghadiri KTT G20 di Matera, 29 Juni 2021. (REUTERS/Yara Nardi)

Dengan krisis kemanusiaan dan ekonomi yang dihadapi Afghanistan, para pemimpin G20 Selasa (12/10) dijadwalkan mulai bertemu secara virtual untuk membahas cara-cara memenuhi kebutuhan bantuan dan mengatasi masalah keamanan setelah pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus lalu.

PM Italia Mario Draghi menjadi tuan rumah KTT tersebut, dengan Sekjen PBB Antonio Guterres, Presiden AS Joe Biden, PM India Narendra Modi dan para pemimpin G20 dari negara-negara Eropa termasuk di antara yang diperkirakan akan berpartisipasi.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Senin (11/10) menjanjikan bantuan, dengan mengatakan pada sebuah pertemuan tingkat menteri Uni Eropa bahwa “situasi kemanusiaan dan sosial ekonomi di Afghanistan di ambang kehancuran.”

Josep Borrell.
Josep Borrell.

“Hari ini kami bersepakat mengambil pendekatan terukur untuk memberikan bantuan langsung kepada rakyat Afghanistan guna mencegah bencana kemanusiaan, sambil tentu saja tidak mengakui Taliban,” kata Borrell. “Kami akan menyampaikan bantuan melalui mitra-mitra multilateral kami sambil menghormati prinsip-prinsip keterlibatan yang disepakati.”

Guterres, hari Senin (11/10) mengatakan Afghanistan menghadapi momen menentukan sambil meminta dunia untuk bertindak.

Sebelum pengambilalihan oleh Taliban, bantuan internasional menyumbang 75 persen dari pengeluaran Afghanistan, tetapi pemerintah dan organisasi-organisasi internasional telah menghentikan pendanaan tersebut dan membekukan aset Afghanistan.

Sekjen PBB Antonio Guterres.
Sekjen PBB Antonio Guterres.

Guterres, Senin (11/10) mengatakan bahwa bank-bank di Afghanistan tutup dan layanan kesehatan dan layanan penting lainnya telah dihentikan di banyak tempat. Ia memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan, yang mempengaruhi separuh populasi negara itu, kian besar.

“Rakyat Afghanistan tidak dapat menderita oleh hukuman kolektif karena perilaku buruk Taliban,” kata Guterres. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG