Para pengunjuk rasa menyerbu parlemen Moldova hari Rabu (20/1) untuk menghentikan anggota parlemen mengadakan pemungutan suara mengenai pemerintahan baru dan untuk mendatangkan stabilitas politik ke negara miskin itu.
Sementara ribuan orang berbaris di luar gedung parlemen, para demonstran dan anggota parlemen yang pro-Rusia gagal menghentikan pemungutan suara itu dan parlemen menyetujui Perdana Menteri baru Pavel Filip.
Filip adalah tokoh pro-Eropa dengan perhatian untuk bergabung dengan Uni Eropa, membuat banyak orang marah di Moldova yang mengatakan berpihak kepada Rusia merupakan jawaban terbaik untuk mengatasi masalah-masalah negara itu.
Moldova telah mengalami kekacauan politik sejak lebih dari 1 miliar dolar hilang dari bank-bank Moldova pada tahun 2014.
Skandal itu menyebabkan parlemen membubarkan pemerintah sebelumnya melalui mosi tidak percaya dan memerintahkan penangkapan mantan perdana menteri Vlad Filat.
Penentang pemerintah baru mengatakan itu bukan perombakan untuk memberantas korupsi tetapi hanya sekedar pengganti rezim yang lama. [sp/ds]
