Afghanistan hari Minggu (22/7) menjadi tuan rumah putaran baru diskusi dengan Pakistan, suatu upaya untuk membangun rasa saling percaya dan bekerjasama guna mengakhiri konflik di Afghanistan.
Pertemuan di Kabul itu berlangsung di bawah kerangka perjanjian keterlibatan bilateral yang disebut sebagai “Afghanistan-Pakistan Action Plan for Peace and Solidarity” atau “Rencana Tindakan Bagi Perdamaian dan Solidaritas Afghanistan-Pakistan” APAPPS. Proses ini berupaya meningkatkan kerjasama militer dalam hal saling tukar informasi intelijen untuk bersama-sama memerangi terorisme di kawasan itu dan mempromosikan upaya perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.
Wakil Menteri Luar Negeri Hekmat Khalil Karzai, yang mengepalai delegasi Afghanistan, menginformasikan bahwa dalam pertemuan hari Minggu (22/7) kedua pihak telah mencapai kemajuan dalam proses dialog yang dilakukan selama berbulan-bulan. “Tujuannya adalah untuk membangun kepercayaan guna memulihkan hubungan antara Afghanistan-Pakistan, khususnya kerjasama Pakistan dalam mengatasi perang berkelanjutan di Afghanistan,” ujar Karzai.
Sementara kepala delegasi Pakistan, Menteri Luar Negeri Tehmina Janjua, dalam pidatonya di ibukota Kabul juga memuji kemajuan yang dicapai kedua pihak guna memajukan hubungan bilateral.
Pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika telah sejak lama menuduh para pemimpin pemberontak Taliban mengarahkan perang dari tempat-tempat perlindungan di Pakistan. Baik pejabat Amerika maupun pejabat Afghanistan telah menyerukan Pakistan untuk mengusir, menangkap atau memaksa para pemimpin Taliban mengikuti perundingan damai di Kabul itu.
Pakistan menyangkal bahwa para pemberontak menggunakan wilayahnya untuk merancang serangan di Afghanistan, dengan mengatakan pasukan Pakistan – lewat operasi-operasi berkelanjutan – telah melumpuhkan “seluruh infrastruktur terkait terorisme” di dekat perbatasan Afghanistan dan meningkatkan langkah-langkah keamanan guna mencegah penyusupan di segala penjuru. [em]
