Tautan-tautan Akses

Pakar Lingkungan: Kebijakan Trump Bisa Geser Pekerjaan ke China


Presiden terpilih AS, Donald Trump (kiri) saat menemui Presiden Obama di Gedung Putih, Kamis (10/11).
Presiden terpilih AS, Donald Trump (kiri) saat menemui Presiden Obama di Gedung Putih, Kamis (10/11).

Pemerhati lingkungan cemas ketika membayangkan dampak pemilihan Donald Trump terhadap kebijakan perubahan iklim. "Pukulan berat bagi planet ini" adalah gambaran yang disimpulkan kelompok Friends of the Earth mengenai pemilihan presiden AS itu.

"Terpilihnya Donald Trump bisa menghancurkan iklim kita dan masa depan kita," kata Direktur Eksekutif Sierra Club Michael Brune. Trump adalah satu-satunya pemimpin dunia yang menolak konsensus ilmiah bahwa perubahan iklim adalah nyata dan manusia adalah penyebabnya, tambah Brune.

Walaupun dalam kampanyenya Trump menjanjikan akan membuka kembali tambang batubara, menarik diri dari perjanjian iklim Paris dan mencabut peraturan-peraturan lingkungan, tidak begitu banyak yang bisa dilakukan presiden terpilih itu setelah dia mulai memerintah tahun depan.

Pasar energi sudah bergeser dari bahan bakar fosil, kata para ekonom, dan pasar untuk energi terbarukan terus berkembang. Jadi ironisnya, Trump sudah berjanji akan menciptakan lapangan kerja baru Amerika, tapi jika dia memenuhi janjinya terkait isu-isu lingkungan, dia mungkin malah pengiriman lebih lapangan kerja Amerika ke China. [as/uh]

XS
SM
MD
LG