Tautan-tautan Akses

OSCE Serukan Upaya Perkuat Antiperdagangan Manusia


Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menyerukan diperkuatnya upaya-upaya antiperdagangan manusia selama krisis global COVID-19. (Foto: ilustrasi).
Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menyerukan diperkuatnya upaya-upaya antiperdagangan manusia selama krisis global COVID-19. (Foto: ilustrasi).

Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), Jumat (3/4) menyerukan diperkuatnya upaya-upaya antiperdagangan manusia selama krisis global COVID-19.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan di Wina, Valiant Richey, perwakilan khusus OSCE untuk memberantas perdagangan manusia, berkoordinasi dengan Albania yang kini menjadi pemimpin OSCE, mengatakan, “Ini tepat ketika komunitas global kita diguncang krisis sebesar ini sehingga kewajiban kita untuk memberantas eksploitasi orang-orang yang rentan menjadi sangat penting.”

Korban perdagangan manusia menghadapi bahaya karena para pedagang menjadi lebih kasar dan menggunakan bentuk-bentuk baru eksploitasi untuk mempertahankan pendapatan mereka, sebut pernyataan itu. Ditambahkan bahwa “sementara sumber daya berkurang untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, orang-orang yang rentan yang hidup dalam situasi berbahaya kini menghadapi risiko yang lebih besar tersapu ke situasi ekspolitatif.”

Selama krisis semacam ini yang berlangsung di seluruh dunia, perempuan dewasa dan anak-anak, yang merupakan 90 persen korban perdagangan untuk eksploitasi seksual; dan anak-anak yang kemungkinan menghabiskan waktu lebih banyak di internet karena penutupan sekolah, dalam bahaya.

“Dalam kasus perdagangan untuk diambil organ tubuh, salah satu bentuk paling kelam dan paling sedikit ditangani dalam perdagangan manusia, dampak COVID-19 mulai mengkhawatirkan,” sebut pernyataan itu.

OSCE menekankan bahwa individu tanpa penghasilan atau bentuk-bentuk dukungan lainnya menghadapi risiko lebih besar untuk dieksploitasi oleh para pedagang manusia.

OSCE menyerukan kepada negara-negara agar “memperkuat upaya-upaya antiperdagangan manusia” dan “memastikan akses yang setara ke layanan kesehatan, tunjangan pengangguran, dan berbagai layanan sosial lain” bagi individu-individu yang rentan “untuk menjamin bahwa mereka yang paling membutuhkan dukungan ini dapat mengaksesnya secara efektif.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG