Tautan-tautan Akses

Orang Tua Mendiang Mantan Tahanan Korut Buru Aset Pyongyang


Fred Warmbier (kanan), dan istrinya Cindy (paling kiri) dalam konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 22 November, 2019.
Fred Warmbier (kanan), dan istrinya Cindy (paling kiri) dalam konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, Jumat, 22 November, 2019.

Orang tua mantan tahanan AS yang meninggal dunia setelah dibebaskan dari Korea Utara dalam keadaan koma pada tahun 2017 menyatakan mereka berkomitmen untuk mencari dan menutup aset-aset bisnis gelap Korea Utara di seluruh dunia dalam upaya membuat pemerintah negara itu bertanggung jawab atas pelanggaran HAM meluas yang dilakukannya.

Dalam konferensi pers di Seoul, Jumat (22/11), Fred dan Cindy Warmbier juga meminta pemerintahan Presiden Donald Trump agar mengangkat masalah HAM Korea Utara sewaktu Amerika terlibat dalam perundingan untuk meredam ancaman nuklir Pyongyang.

“Misi saya adalah menuntut pertanggungjawaban Korea Utara, untuk memulihkan dan menemukan aset-aset mereka di seluruh dunia,” ujar Fred Warmbier, yang diundang ke sebuah forum yang diselenggarakan sebuah kelompok berbasis di Seoul. Kelompok itu mewakili keluarga-keluarga Korea Selatan yang diculik oleh Korea Utara semasa Perang Korea tahun 1950-1953.

Pasangan Warmbier, yang tinggal di pinggiran kota Cincinnati, Ohio, telah mengklaim bahwa putera mereka, Otto, dianiaya oleh Korea Utara setelah pada tahun 2016 divonis bersalah berusaha mencuri poster propaganda dan kemudian dipenjarakan selama berbulan-bulan.

Mahasiswa berusia 22 tahun itu mengalami kerusakan otak yang parah dan meninggal tidak lama setelah dipulangkan ke AS dalam kondisi vegetatif pada Juni 2017.

Korea Utara membantah telah menyiksa atau memperlakukan mahasiswa University of Virginia itu dengan kejam dan menyebut Korea Utara justru “korban terbesar” kematian Otto sambil menuduh Washington dan Seoul merencanakan kampanye untuk mendiskreditkannya. [uh/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG