Tautan-tautan Akses

Obama Bela Strategi Kontraterorisme Lawan Al-Qaida, ISIS


Presiden AS Barack Obama berpidato soal strategi kontraterorisme di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Tampa, Florida (6/12). (AP/Chris O'Meara)
Presiden AS Barack Obama berpidato soal strategi kontraterorisme di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Tampa, Florida (6/12). (AP/Chris O'Meara)

Beberapa pakar menyatakan, munculnya ISIS merupakan tanda pemerintahan Obama tidak menanggapinya cukup cepat.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan perubahan siasat pemerintahannya dalam melawan teroris – dari memikul seluruh beban pertempuran ke penciptaan pasukan multinasional yang melibatkan pemerintah-pemerintah lokal – harus mendapat penghargaan karena berhasil melawan jaringan teror Negara Islam (ISIS) dan al-Qaida.

Dalam pidato penting terakhirnya mengenai keamanan nasional, Obama memuji usaha yang dilakukan oleh Komando Operasi Khusus Amerika dan Komando Sentral Amerika, serta satuan-satuan yang menangani operasi khusus Angkatan Darat, Laut dan Udara.

Ia mengatakan kepada pasukan Operasi Khusus di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di negara bagian Florida di bagian tenggara negara itu, bahwa bangsa Amerika berutang budi luar biasa kepada pasukan itu.

Ketika Obama mulai memangku jabatan tahun 2008, Amerika telah berperang selama tujuh tahun di Afghanistan dan Irak.

Ia mengatakan, “Selama delapan tahun saya menjadi presiden, tidak sehari pun dimana organisasi teroris atau beberapa perorangan radikal tidak berkomplot melawan Amerika. Ketika saya meninggalkan jabatan nanti, tanggal 20 Januari 2017, saya akan menjadi satu-satunya presiden yang memangku dua masa jabatan penuh dalam masa perang."

Obama mengatakan berkat usaha pemerintahnya membangun koalisi dan kerjasama dengan pemerintah-pemerintah lokal, al-Qaida - kelompok yang mendalangi serangan 11 September 2011 terhadap Amerika – kini tinggal bayangan saja.

ISIS telah kehilangan lebih dari separuh wilayahnya, telah kehilangan kekuasaan atas pusat-pusat utama penduduk. Usaha perekrutannya semakin menyusut, kata Obama.

Ben Rhodes, deputi penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan sebelum pidato Obama itu bahwa strategi pemerintahnya “merupakan cara pendekatan yang lebih mantap …. Suatu strategi dimana Amerika hanya mengirim jumlah pasukan terbatas di darat.”

Tetapi beberapa pakar anti-teroris menyatakan, munculnya ISIS merupakan tanda bahwa pemerintahan Obama tidak menanggapinya cukup cepat, meskipun berhasil menewaskan pemimpin-pemimpin utama militan. [sp/isa]

XS
SM
MD
LG