Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkēvičs mengatakan NATO perlu meningkatkan kehadirannya di kawasan Baltik setelah Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan dukungannya yang berkelanjutan bagi separatis di Ukraina timur.
Kepada VOA, Rinkevics mengatakan keputusan aliansi militer Barat dan langkah-langkahnya mendukung pertahanan dan keamanan bersama Eropa telah "benar-benar memadai." Tetapi, ia ingin melihat NATO mengambil langkah-langkah memperkuat kebijakan pencegahan dan memperkuat kehadirannya di kawasan Baltik pada KTT di Warsawa awal Juli.
Tiga negara Baltik - Latvia, Lithuania dan Estonia - dianeksasi Uni Soviet dalam Perang Dunia II, dan mendapatkan kembali kemerdekaan mereka setelah Soviet runtuh tahun 1991. Masing-masing negara itu memiliki etnis Rusia yang minoritas.
Rinkēvičs mengatakan modernisasi militer Rusia, penyebaran persenjataan canggih, peningkatan latihan singkat di perbatasan dan kegiatan militer lain merupakan tantangan sangat serius bagi keamanan Latvia dan negara-negara Baltik lain.
Menanggapi "sikap agresif" Rusia, awal bulan ini pemerintahan Obama mengumumkan akan meningkatkan empat kali anggaran untuk tentara Amerika dan pelatihan di Eropa, dan secara substansial meningkatkan jumlah persenjataan maupun peralatan militer lain yang dikerahkan ke negara-negara NATO di Eropa Tengah dan Timur.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu akan meningkatkan "kehadirannya di garis depan" di Eropa Timur untuk mengirim "sinyal yang jelas" kepada setiap calon agresor.[ka/al]
