Tautan-tautan Akses

Menlu AS dan Pengamat Cermati Rusia pasca Pemberontakan


Para pejuang kelompok tentara bayaran swasta Grup Wagner menarik diri dari markas Distrik Militer Selatan, untuk kembali ke pangkalan mereka di kota Rostov-on-Don, Rusia dekat perbatasan Ukraina. (Reuters)
Para pejuang kelompok tentara bayaran swasta Grup Wagner menarik diri dari markas Distrik Militer Selatan, untuk kembali ke pangkalan mereka di kota Rostov-on-Don, Rusia dekat perbatasan Ukraina. (Reuters)

Menteri Luar Negeri Amerika dan pengamat Inggris mencermati situasi di Rusia pasca ancaman pemberontakan oleh tentara bayarannya di Ukraina. Mereka berpendapat, pasukan itu bisa kembali mengancam Ukraina.

Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken, Minggu (25/6), mengatakan gejolak yang timbul akibat tantangan tentara bayaran Wagner terhadap otoritas Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin belum berakhir. Bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk diselesaikan, kata Blinken.

“Ini benar-benar, pada dasarnya, masalah dalam negeri Rusia. Kita melihatnya terungkap, sekali lagi, kita melihat ketegangan yang meningkat dalam beberapa bulan yang menyebabkan ini…. Apa yang kita tahu adalah bahwa telah terjadi retakan nyata. Ini, sekali lagi, adalah tantangan langsung terhadap otoritas Putin," ujarnya.

Dalam rangkaian wawancara televisi, Blinken mengatakan, ketegangan yang mengarah ke pemberontakan oleh pasukan yang dipimpin Yevgeny Prigozhin telah meningkat dalam beberapa bulan. Gejolak tersebut bisa mempengaruhi kemampuan Rusia di Ukraina.

Dalam program "This Week" di TV ABC, ia mengatakan, "Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk apa yang terjadi pada pasukan Prigozhin. Apakah mereka tetap di Ukraina? Kita melihat tayangan yang luar biasa bahwa pasukan ini keluar dari Ukraina dan masuk ke Rusia baru kemarin," imbuh Blinken.

Kalau ancaman pemberontakan sampai menimbulkan gangguan dan Rusia kehilangan fokus, Blinken menambahkan, ini mungkin bisa membantu Ukraina di medan perang.

Sementara itu, mantan panglima militer Inggris, Lord Richard Dannatt, Minggu, memperingatkan bahwa peristiwa selama 48 jam terakhir di Rusia harus diawasi dengan sangat ketat.

Kepada media Inggris, Sky News, ia mengatakan, "Kita harus mencermati apa yang dilakukan Prigozhin dan pasukan bayarannya, Wagner. Ada kemungkinan mereka bisa menjadi ancaman bagi Kyiv. Kalau saya panglima tertinggi Ukraina, saya akan mewaspadai wilayah itu."

Dannatt juga memperingatkan, meskipun tampak telah berakhir, pemberontakan ini jauh dari selesai. "Imbasnya akan terus ada untuk beberapa waktu."

Menteri Blinken menegaskan, postur nuklir Amerika dan Rusia tidak berubah akibat krisis ini. Ia juga mengatakan bahwa Presiden Biden berbicara dengan para pemimpin Barat dan rapat dengan pejabat keamanan nasional tetapi belum menelepon Putin.

Sabtu pagi, Prigozhin dan pasukannya berada dalam jarak sekitar 200 kilometer dari Moskow sebelum menghentikan gerak maju, dan kembali ke markas mereka di Ukraina untuk menghindari pertumpahan darah. Rusia, Sabtu, mengatakan bahwa tuntutan pidana terhadap Prigozhin karena melakukan pemberontakan bersenjata akan dibatalkan.

Dengan persetujuan Presiden Putin, Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, menegosiasikan kesepakatan dengan Prigozhin. Lukashenko mengatakan ia telah mengenal Prigozhin secara pribadi selama 20 tahun. [ka/jm]

Menlu AS dan Pengamat Cermati Pasca Pemberontakan di Rusia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:51 0:00

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG