Tautan-tautan Akses

Menlu AS Bahas Suriah dengan Pangeran Saudi Sebelum Bertemu Menlu Rusia


Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry (kiri) bertemu dengan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman setibanya di Jeddah, Kamis pagi (25/8).
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry (kiri) bertemu dengan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman setibanya di Jeddah, Kamis pagi (25/8).

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry bertemu dengan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, Kamis pagi (25/8) untuk membahas, antara lain, operasi militer Amerika di Suriah.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry juga bertemu para diplomat dari Bahrain dan Dewan Kerjasama Teluk untuk memberi informasi terbaru mengenai pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan Rusia terkait aksi militer di Suriah.

Kerry ingin menggalang dukungan dari negara-negara Teluk lainnya bagi rencana mengenai Suriah menjelang pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Jumat (26/8) di Jenewa, Swiss.

Dalam pertemuan dengan Lavrov, kedua pihak akan berupaya mencapai kesepakatan mengenai kerjasama militer dan berbagi informasi dalam upaya menaklukkan militan ISIS di Suriah.

Lawatan Kerry ke Arab Saudi berlangsung sehari setelah Turki melancarkan ofensif di Suriah untuk menyingkirkan anggota ISIS dari kota Jarablus, yang dikuasai kelompok jihadis itu sejak 2014. Kota itu terletak di seberang perbatasan selatan Turki.

Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan para anggota ISIS memberikan “perlawanan sangat kecil” sebelummelarikan diri ke desa-desa sekitar ketikadiserang Turki.

Kerry berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam pembicaraan melalui telepon Kamis pagi, sementara sedikitnya 10 tank Turki lagi melintasi perbatasan ke Suriah untuk bergabung dengan pasukan yang terlibat dalam serangan awal. Para sumber yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan kedua pejabat tersebut bertekad akan bersama-sama melanjutkan perjuangan melawan ISIS.

Kerry mengatakan kepada Cavusoglu bahwa pasukan Kurdi Suriah, yang juga memerangi militan ISIS di Suriah, telah mulai mundur ke sisi timur Sungai Eufrat. Turki menuntut agar pasukan Kurdi keluar dari kawasan perbatasan setelah pemerintah mengirim pasukan guna menyingkirkan kubu pertahanan ISIS.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinan mendalam atas operasi tersebut, terutama karena Turki menarget pejuang milisi Kurdi. Kementerian tersebut menyatakan bahwa Turki, dengan menarget militan ISIS dan Kurdi Suriah, dapat semakin mengobarkan perang saudara di Suriah, menyebabkan “meningkatnya ketegangan antaretnis antara warga Kurdi dan Arab.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG