Tautan-tautan Akses

Mengapa Turki Terlibat Konflik Libya?


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan Fayez al-Sarraj, Ketua Dewan Kepresidenan Libya berfoto setelah pertemuan, di Istanbul, 26 Februari 2018. (Foto: AP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan Fayez al-Sarraj, Ketua Dewan Kepresidenan Libya berfoto setelah pertemuan, di Istanbul, 26 Februari 2018. (Foto: AP)

Turki dan Libya, Kamis (4/6), semakin memperkuat hubungan bilateral dalam pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri yang berbasis di Tripoli, Fayez al-Sarraj.

Dalam konferensi pers dengan al-Sarraj di Ankara, Erdogan mengatakan, Turki dan Libya sepakat memperluas hubungan mereka, termasuk di wilayah timur Laut Tengah.

Pada akhir Mei, pasukan Government of National Accord (GNA) yang berbasis di Tripoli dan didukung Turki, membuat beberapa kemajuan di Libya melawan pasukan saingannya yang dipimpin Khalifa Haftar sebelum kedua pihak sepakat pekan ini untuk kembali ke perundingan gencatan senjata.

"Sejarah akan menghakimi mereka yang menyebabkan pertumpahan darah dan air mata di Libya dengan mendukung Haftar," ujar Erdogan kepada wartawan dalam konferensi pers.

Sementara itu, al-Sarraj menyatakan kemenangan atas pasukan Haftar dan mengatakan “Kalian telah kalah di Tripoli. Terima lah."

Beberapa pakar menyebut rangkaian kemenangan GNA sebagai titik balik dalam perang saudara Libya yang telah berlangsung enam tahun, dan Turki tampil sebagai pemain luar yang kemungkinan mendominasi negara di Afrika utara itu.[ka/pp]

XS
SM
MD
LG