Tautan-tautan Akses

Melawan Erdogan, Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga Besar-besaran


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menentang langkah Bank Sentral menaikkan suku bunga, meskipun nilai mata uang Lira terus melemah (foto: ilustrasi).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menentang langkah Bank Sentral menaikkan suku bunga, meskipun nilai mata uang Lira terus melemah (foto: ilustrasi).

Bank sentral Turki hari Kamis (20/9) mengejutkan pasar internasional karena secara agresif menaikkan suku bunga untuk memperkuat kepercayaan konsumen, membendung inflasi dan mengendalikan krisis mata uang.

Suku bunga meningkat dari 17,75 persen menjadi 24 persen, lebih dari dua kali lipat perkiraan investor rata-rata kenaikan tiga persen. Sebagai akibatnya mata uang Turki, lira melonjak di atas lima persen meskipun kenaikan itu turun kembali.

Investor internasional menyambut baik langkah bank itu. "TCMB [Bank Sentral Republik Turki] memang menunjukkan kenaikan substansial tingkat suku bunga pinjaman untuk mengatasi inflasi selama satu minggu dan kembali ke ortodoksi," kata ekonom Inan Demir dari perusahaan keuangan Nomura International.

Bank sentral itu telah mengundang kecaman tajam karena tidak melakukan apa-apa dan tidak menaikkan suku bunga secara substansial untuk mengendalikan inflasi dua digit dan mata uang yang lemah. Lira turun lebih dari 40 persen tahun ini.

Kenaikan suku bunga itu merupakan teguran jelas bagi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menentang langkah tersebut.

Hanya beberapa jam sebelum keputusan bank sentral itu Erdogan kembali menyampaikan tentangannya terhadap kenaikan suku bunga. Presiden Turki itu menegaskan kembali sikapnya yang menentang pemikiran ekonomi ortodoks, dengan alasan inflasi disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi, meskipun itu bertentangan dengan teori ekonomi konvensional.

Erdogan juga mengeluarkan keputusan presiden yang melarang semua bisnis, perjanjian sewa menyewa menggunakan denominasi mata uang asing.

Bank sentral mengindikasikan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan segera terjadi. "Sikap kebijakan ketat moneter akan terus dipertahankann ampai prospek inflasi menunjukkan peningkatan yang signifikan," kata pernyataan bank sentral.

Komitmen kuat untuk mengatasi inflasi itu disambut baik investor. "Yang paling penting, Bank Sentral tampaknya vokal tentang risiko stabilitas harga," kata kepala ekonom Muhammet Mercan dari bank Ing.

Dipicu oleh penurunan tajam lira bulan Agustus yang meningkatkan biaya impor, inflasi meningkat dengan cepat. Sebagian prediksi memperingatkan inflasi bisa mendekati 30 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara pasar-pasar internasional secara luas menyambut kenaikan suku bunga bank sentral itu, ekonom Demir memperingatkan perlunya tindakan lebih jauh. (my)

Recommended

XS
SM
MD
LG