Tautan-tautan Akses

Kota New York Rayakan Kemenangan Clinton


Kandidat Capres AS Hillary Clinton (tengah) merayakan kemenangan bersama putrinya Chelsea Clinton, menantunya Mark Mezvinsky, dan suaminya mantan Presiden Bill Clinton, setelah memenangkan pemilihan pendahuluan partai Demokrat di New York, Selasa (19/4).
Kandidat Capres AS Hillary Clinton (tengah) merayakan kemenangan bersama putrinya Chelsea Clinton, menantunya Mark Mezvinsky, dan suaminya mantan Presiden Bill Clinton, setelah memenangkan pemilihan pendahuluan partai Demokrat di New York, Selasa (19/4).

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton baru saja dinyatakan sebagai pemenang pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di New York – negara bagian yang diwakilinya sebagai Senator selama delapan tahun.

Empat puluh lima menit setelah pukul 9 malam hari Selasa (19/4) di kota New York, gedung pencakar langit Empire State yang terkenal dan bersejarah berubah rona. Mengapa demikian?

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton baru saja dinyatakan sebagai pemenang pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di New York – negara bagian yang diwakilinya sebagai Senator selama delapan tahun.

“Madame! President!” “Madame! President!," teriak para pendukung Clinton.

Di dalam Hotel Sheraton tidak jauh dari kawasan terkenal Times Square, sorak-sorai yang memekakkan telinga, bahkan bagi mereka yang berada di tempat jauh di belakang tali yang memisahkan awak media dari hadirin lainnya dan bahkan mereka yang berada di ruang media di belakang panggung.

Selama dua menit, para pemuja Hillary Clinton bersorak-sorai untuk pahlawan mereka. Untuk sesaat, Hillary seakan-akan telah memenangkan semuanya.

Berpidato di depan kerumunan massa yang mengelu-elukan pahlawan mereka, Walikota New York City Bill de Blasio yang berseri-seri menyatakan, “Anda semua telah melakukan hal yang mengagumkan bagi Amerika malam ini. Kita memiliki satu kesempatan malam ini dan ketahuilah bahwa kita telah menggunakannya. Kita menang!”

“Muka saya terasa sakit karena berteriak!” Demikian ujar Kelly Kollar ketika ia melangkah keluar dari auditorium hotel itu. Kollar merasa sangat gembira menyaksikan Hillary Clinton menjadi pemenang. Ia menggambarkan Hillary Clinton sebagai kandidat yang cerdas, memenuhi syarat, dan penyayang.

Di antara mereka yang terlambat datang ke pesta itu dan masih berdiri dalam antrian selagi perayaan kemenangan itu berlangsung, muncul debat yang kurang begitu antusias.

Clay, penduduk wilayah Brooklyn berasal dari negara bagian Mississippi, mengatakan, “Saya tidak marah pada Hillary. Saya suka Bernie Sanders juga, tepi saya setuju jika mereka menjadi pasangan. Maksud saya, mereka pasti akan menang jika berpasangan.”

Ketika mendengar komentar Clay, Nia Yancopoulos, seorang mahasiswi Universitas Columbia, sangat terkejut dan seakan tidak mempercayai apa yang telah didengarnya.

“Saya kira tidak mungkin bisa diperbaiki. Cara Bernie memperlakukan Hillary dalam debat, tuduhan tentang pendanaan kampanye, semuanya tidak mungkin memasangkannya dengan Hillary,” ujar Yancopoulos.

Pemandangan di tempat lain, beberapa blok dari Hotel Sheraton, di luar gedung pencakar langit Trump Tower di Fifth Avenue sangat sulit diabaikan. Di tempat itu beberapa kendaraan media dan truk pemancar satelit terparkir di sepanjang kedua sisi blok itu. Orang-orang yang lewat, turis dan bahkan sopir taksi semuanya melamban untuk mengamati wartawan dari berbagai media yang terkonsentrasi di balik pembatas baja dan polisi yang berjaga-jaga di luar gedung. Tepat di seberang jalan, sekelompok kecil pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan sebuah toko Prada.

Sementara perayaan kemenangan mereda di markas kubu Trump, para pendukungnya keluar gedung menuju tepi jalan untuk menunggu taksi. Carl Paladino, mantan kandidat gubernur

New York dan salah seorang ketua kehormatan kampanye Donald Trump di negara bagian New York, menyatakan rasa senangnya dengan hasil pemilihan pendahuluan itu dan menjelaskan mengapa dia mendukung Trump.

“Dia itu orangnya murni, jujur, terus terang dan dia adalah Donald Trump. Dia akan menjadi presiden berikutnya,” kata Paladino.

Seorang warga Kota New York lainnya bernama Sean yang memilih Trump mengatakan bahwa kandidat pilihannya itu melambangkan perubahan yang sangat dibutuhkan.

Sean mengatakan, “Dia (Trump) seorang politisi non-karir. Saya setuju dengan kebijakan-kebijakannya, dan terus terang, Washington membutuhkan perubahan besar.”

Bagi Emelia, warga Kota New York asal Arizona, memberikan suara sesuai partainya merupakan pilihan yang mudah. Menurutnya, lebih mudah lagi membela pilihannya untuk Trump di depan kawan-kawannya. Seperti banyak pendukung lainnya, Emelia menghargai sifat Donald Trump yang menurutnya berbicara sesuai pikiran, terus terang dan apa adanya. [lt]

XS
SM
MD
LG