Tautan-tautan Akses

Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Keempat dalam Satu Bulan


Rudal anti-pesawat milik Korea Utara yang baru dikembangkan tampak dalam sebuah uji coba yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara. Foto dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada 1 Oktober 2021. (Foto: KCNA via Reuters)
Rudal anti-pesawat milik Korea Utara yang baru dikembangkan tampak dalam sebuah uji coba yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara. Foto dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada 1 Oktober 2021. (Foto: KCNA via Reuters)

Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa negara tersebut telah melakukan uji coba peluncuran rudal anti-pesawat keempatnya pada bulan September, yang diduga menggunakan teknologi rudal baru.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) memposting satu gambar "rudal anti-udara yang baru dikembangkan," yang ditembakkan pada Kamis (30/9) dengan menggunakan kendaraan peluncur dari lokasi yang tidak diumumkan.

Analis rudal mengatakan uji coba itu tampaknya mencerminkan perkembangan yang relatif kecil tetapi merupakan bagian dari strategi luas Korea Utara untuk memodernisasi dengan cepat dan memamerkan armada rudalnya.

“Tampaknya mereka mengisyaratkan ini adalah rudal yang lebih handal daripada Pongae-5,” kata Ankit Panda, seorang pakar kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, merujuk kepada rudal anti-pesawat milik Korea Utara terdahulu yang “sedikit kacau”.

Korea Utara pada tahun 2017 menyatakan Pongae-5 mampu beroperasi, setelah mengatasi apa yang disebut media pemerintah sebagai “beberapa kekurangan”. Rudal itu dimaksudkan untuk menantang pesawat Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) jika terjadi perang.

Media pemerintah memberikan sedikit rincian tentang uji coba terbaru itu, yang dilakukan pada hari terakhir selama bulan peluncuranyang sangat sibuk bagi Korea Utara.

Uji coba Korea Utara pada bulan September juga melibatkan rudal jelajah jarak jauh baru, rudal balistik jarak dekat yang diluncurkan dari platform baru yaitu sebuah kereta, dan rudal hipersonik baru.

Sebagian besar uji coba tampaknya bertujuan agar rudal jarak dekat Korea Utara lebih sulit dideteksi dan dicegat. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebelumnya sudah mengisyaratkan ia bisa melanjutkan uji coba rudal jarak jauh, yang belum pernah terjadi sejak 2017.

Korea Utara berdasarkan beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, dilarang melakukan aktivitas rudal balistik apa pun, baik jarak dekat maupun jarak jauh. Namun, para pejabat AS dalam beberapa tahun terakhir umumnya meremehkan uji coba rudal jarak dekat Korea Utara.

Di bawah Presiden Joe Biden, para pejabat AS telah berulang kali mengatakan bahwa mereka bersedia pergi “ke mana saja dan kapan saja” untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korea Utara.

Negosiasi nuklir AS-Korea Utara telah terhenti sejak 2019.

Dalam pidatonya minggu ini, Kim menolak tawaran pembicaraan AS, dengan mengatakan itu hanya pertunjukan untuk menutupi apa yang disebutnya “kebijakan agresif” yang dilancarkan Washington.

Korea Utara seringkali menolak kehadiran militer AS di Asia Timur, latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, dan modernisasi militer Korea Selatan.

“Tidak ada perubahan sama sekali dalam ancaman militer dan kebijakan bermusuhan AS terhadap kami dan sebaliknya, ekspresi dan metode mereka menjadi lebih licik,” kata Kim, menurut KCNA.

Menanggapi pidato Kim, Departemen Luar Negeri menekankan bahwa AS “tidak memiliki niat bermusuhan” terhadap Korea Utara. (my/rs)

Recommended

XS
SM
MD
LG