Dalam langkah saling balas dalam perselisihan yang berkembang atas kedaulatan di Laut China Selatan, China telah menyiapkan tiga “suar navigasi” di wilayah maritim untuk mengimbangi lima pelampung navigasi yang ditempatkan oleh Filipina.
Langkah itu dilakukan ketika Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengupayakan hubungan yang lebih hangat dengan Amerika Serikat, termasuk memberi AS akses ke lebih banyak pangkalan militer dalam menghadapi tindakan China yang semakin agresif di wilayah tersebut.
Kementerian Transportasi China mengumumkan pada 24 Mei: “Untuk memastikan keselamatan navigasi dan operasi kapal, Pusat Keamanan Navigasi Laut China Selatan dari Kementerian Perhubungan memasang tiga suar navigasi di perairan dekat Irving Reef, Whitsun Reef dan Gaven Reef di Kepulauan Nansha (Spratly).”
Pengumuman itu disampaikan setelah Penjaga Pantai Filipina mengatakan telah menyiapkan lima pelampung berbendera nasional dari 10 hingga 12 Mei di daerah-daerah dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) sepanjang 322 kilometer.
Ketiga terumbu karang itu berada di perairan yang oleh Manila dikatakan berada di dalam ZEE-nya, di mana menurut hukum internasional Manila menikmati hak berdaulat atas eksploitasi dan eksplorasi ekonomi. Ratusan kapal Milisi Maritim China berlabuh di Whitsun Reef pada tahun 2021.
Beijing telah mengklaim setiap pulau, pulau karang dan wilayah laut dangkal di Laut China Selatan, sementara Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim pulau-pulau tertentu di laut tersebut sebagai bagian dari wilayah mereka.
Menurut laporan media China, nelayan China mengumpulkan semua pelampung yang dipasang oleh Filipina dengan pengawalan dan perlindungan kapal penjaga pantai China.
VOA Seksi Bahasa Mandarin mengirimkan email kepada Penjaga Pantai Filipina dan Kementerian Transportasi China untuk meminta tanggapan atas perkembangan terkini dalam sengketa maritim China-Filipina, tetapi sampai berita ini diturunkan belum ada tanggapan. [lt/ka]
Forum