Ketika Kepolisian New York (New York Police Department/NYPD) tahun lalu memecat seorang anggotanya karena menekan leher Eric Garner dengan lutut yang berakibat fatal, serikat polisi berpendapat, hampir tidak ada sistem disiplin internal departemen untuk hukuman semacam itu sebelumnya.
Senin (31/8), departemen kepolisian terbesar di AS ini memaparkan kemungkinan konsekuensi atas kesalahan polisi lewat rancangan serangkaian disiplin yang akan memandu keputusan hukuman, menyerupai pedoman hukuman yang digunakan dalam kasus pidana. Pedoman disiplin ini akan diberlakukan setelah periode tanggapan publik selama 30 hari.
"Kami ingin menjelaskan bahwa jika kami melakukan hal-hal tertentu akan ada konsekuensi tertentu," kata Wakil Kepala NYPD, Matthew Pontillo, yang ikut membuat kebijakan disiplin itu dibantu pejabat departemen dan lembaga di luar kepolisian.
Wali Kota Bill de Blasio menyebut pedoman itu sebagai "kemajuan besar untuk transparansi dan akuntabilitas." Fred Davie, ketua badan pengawas polisi kota New York, mengatakan gembira dengan beberapa standar jelas yang dipaparkan dalam serangkaian aturan baru ini.
Pendukung reformasi polisi tidak begitu antusias, dengan alasan NYPD masih memiliki kekuasaan terlalu besar dalam mengatur lembaganya sendiri dan jarang memberlakukan hukuman terberat, di mana hanya 12 petugas yang dipecat karena melakukan pelanggaran sejak pertengahan 1980-an.
Ketua serikat polisi terbesar di kota ini mengecam pedoman tersebut karena alasan lain. Ia menggambarkannya sebagai cara bagi pejabat terpilih "untuk memanipulasi disiplin NYPD demi memajukan tujuan politik radikal mereka." [my/pp]