Tautan-tautan Akses

Kepala Wagner Katakan Bakhmut di Ukraina ‘Hampir Terkepung’


Bangunan yang rusak akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan mereka ke Ukraina, di kota garis depan Bakhmut, di wilayah Donetsk, Ukraina 27 Februari 2023. (Foto: REUTERS/Alex Babenko)
Bangunan yang rusak akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan mereka ke Ukraina, di kota garis depan Bakhmut, di wilayah Donetsk, Ukraina 27 Februari 2023. (Foto: REUTERS/Alex Babenko)

Kepala kelompok paramiliter Rusia Wagner mengatakan pada hari Jumat (3/3) para petarungnya telah “secara praktis mengepung” Bakhmut. Rusia telah berusaha merebut kota di Ukraina timur itu selama berbulan-bulan.

“Unit-unit kelompok paramiliter Wagner secara praktis telah mengepung Bakhmut, hanya tersisa satu jalan” untuk meninggalkan kota itu, kata Yevgeny Prigozhin. Dia menyerukan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meninggalkan kota itu.

Pertempuran untuk Bakhmut di Ukraina timur telah menjadi salah satu yang paling banyak menelan korban sejak Rusia menginvasi, tetapi perebutan kota itu sebagian besar memiliki nilai simbolis, kata para analis.

Bangunan yang rusak akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan mereka ke Ukraina, di kota garis depan Bakhmut, di wilayah Donetsk, Ukraina 27 Februari 2023. (Foto: REUTERS/Alex Babenko)
Bangunan yang rusak akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan mereka ke Ukraina, di kota garis depan Bakhmut, di wilayah Donetsk, Ukraina 27 Februari 2023. (Foto: REUTERS/Alex Babenko)

Bakhmut, sebuah kota industri kecil di Ukraina timur yang terkenal dengan tambang garamnya, dulunya berpenduduk sekitar 70.000 sebelum pasukan yang dikirim oleh Presiden Vladimir Putin menyerbu negara itu pada 24 Februari tahun lalu.

Tembakan artileri selama berbulan-bulan telah membuat sebagian besar kota itu menjadi puing-puing dan memaksa sebagian besar penduduknya melarikan diri. Mereka yang tersisa terpaksa bersembunyi di ruang bawah tanah, hanya keluar untuk mencari makanan dan bahan bakar penting.

Di garis depan, Moskow dan kelompok tentara bayaran Wagner mengirim gelombang demi gelombang tentara baru yang tidak siap untuk mati, kata tentara Ukraina, yang menggambarkan mereka sebagai “umpan meriam.”

Banyak tentara juga diyakini tewas di pihak Ukraina. Sumber-sumber Barat memperkirakan bahwa setiap hari ratusan orang terluka atau kehilangan nyawa.

Selain itu, kekerasan tersebut menyebabkan korban di antara beberapa ribu warga sipil yang tersisa di kota itu, dan para sukarelawan Ukraina dan asing mempertaruhkan nyawa untuk membantu mereka. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG