Tautan-tautan Akses

Kepala Program Nuklir Iran: Teheran Akan Bekerja Sama dengan IAEA Terkait Aktivitas Baru


Foto satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan pembangunan fasilitas bawah tanah baru di situs nuklir Natanz Iran dekat Natanz, Iran, 14 April 2023. (PBC Planet Labs via AP)
Foto satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan pembangunan fasilitas bawah tanah baru di situs nuklir Natanz Iran dekat Natanz, Iran, 14 April 2023. (PBC Planet Labs via AP)

Kepala program nuklir Iran, Rabu (24/5), bersikeras menyatakan bahwa pemerintahnya akan bekerja sama dengan para inspektur internasional dalam "aktivitas baru" apa pun. Pernyataannya muncul menyusul laporan eksklusif Associated Press tentang sistem terowongan bawah tanah baru Teheran di dekat fasilitas pengayaan nuklir.

AP minggu ini menguraikan seberapa jauh di dalam gunung, terowongan-terowongan baru dibangun di dekat fasilitas Natanz. Terowongan-terowongan itu kemungkinan berada di luar jangkauan senjata AS terakhir yang dirancang untuk menghancurkan situs tersebut.

Laporan itu memicu perbincangan yang lebih luas di Timur Tengah. Penasihat keamanan nasional Israel mengatakan pada Selasa bahwa situs tersebut tidak akan kebal dari serangan bahkan jika kedalamannya membuatnya berada di luar jangkauan serangan udara Amerika.

Berbicara kepada wartawan hari Rabu setelah pertemuan Kabinet, Mohammad Eslami dari Organisasi Energi Atom Iran berusaha untuk menggambarkan ketertarikan banyak pihak pada situs tersebut sebagai tanggapan terhadap Israel yang merasa tertekan.

“Republik Islam Iran bekerja di bawah perlindungan IAEA, dan kapan pun ingin memulai aktivitas baru, kami akan berkoordinasi dengan IAEA, dan bertindak sesuai itu,” kata Eslami, menggunakan singkatan dari Badan Energi Atom Internasional.

IAEA tidak menanggapi pertanyaan dari AP tentang pembangunan di Natanz, sekitar 225 kilometer dari selatan Teheran. Natanz telah menjadi perhatian internasional sejak keberadaannya diketahui dua dekade lalu.

Foto-foto satelit dari tumpukan tanah dari penggalian dan para ahli yang berbicara dengan AP menunjukkan bahwa terowongan-terowongan baru itu akan memiliki kedalaman antara 80 meter dan 100 meter.

Fasilitas bawah tanah semacam itu membuat AS menciptakan bom GBU-57, yang dapat menembus setidaknya 60 meter ke bumi sebelum meledak, menurut militer Amerika. Para pejabat AS dilaporkan telah membahas penggunaan dua bom serupa secara berurutan untuk memastikan sebuah situs dihancurkan. Tidak jelas apakah hantaman satu-dua seperti itu akan merusak fasilitas sedalam yang ada di Natanz.

Iran mengatakan konstruksi baru itu akan menggantikan pusat manufaktur sentrifugal di atas tanah di Natanz yang dilanda ledakan dan kebakaran pada Juli 2020. Teheran menyalahkan insiden itu pada Israel, yang telah lama dicurigai melakukan sabotase terhadap programnya. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG