Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, telah meninggalkan Moskow dalam perjalanan ke Kuba, di mana ia akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Presiden Kuba Raul Castro, dan mengadakan pertemuan bersejarah dengan kepala Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus.
Kirill meninggalkan Moskow hari Kamis (11/2), menjelang pertemuan dengan Paus Fransiskus, Jumat (12/2) di bandara internasional Jose Marti di Havana.
Ini merupakan pertemuan pertama antara kedua pemimpin gereja itu, dan merupakan upaya untuk memulihkan perpecahan 1.000 tahun yang telah membagi agama Kristen antara Barat dan Timur.
Paus dan Kirill berencana mengadakan “percakapan pribadi” yang akan diakhiri dengan penandatanganan deklarasi bersama. Rincian deklarasi itu tidak akan diungkapkan kepada umum.
Kirill akan melakukan lawatan resmi ke Kuba dan Paus Fransiskus akan singgah sebentar di sana dalam perjalanannya ke Meksiko, sebut kedua gereja itu dalam suatu pernyataan bersama.
Perpecahan antara kedua gereja sejak 1054 itu telah menimbulkan kekesalan terkait isu-isu seperti posisi tertinggi Paus dan tuduhan gereja Ortodoks Rusia bahwa Gereja Katolik berusaha merebut jemaat di Rusia.
Namun, persekusi umat Kristen, baik Katolik maupun Ortodoks, di Timur Tengah dan Afrika telah membuat kedua gereja itu lebih akrab.
Pertemuan antara Paus Fransiskus dan Kirill telah diperkirakan mungkin terjadi setelah Paus Fransikus mengatakan kepada Kirill pada November 2014, “Saya akan pergi ke manapun Anda kehendaki. Anda memanggil saya dan saya akan datang.” [uh]
